Saat meliput acara amal di Clarence House, saya melihat Camilla melongokkan kepala dari tangga teratas untuk memastikan semua orang siap. Dia tampak senang ketika semua sudah siap, dan segera turun ke bawah dengan antusias, memberi pelukan dan ciuman di pipi kepada kepala badan amal.
Selama karantina wilayah, Camilla berkata sangat sedih karena tidak bisa memberi "pelukan besar" untuk cucu-cucunya. Saat karantina mulai dilonggarkan, dia terlihat menikmati dapat menjadi dirinya sendiri yang gemar berinteraksi secara fisik.
Camilla adalah seseorang yang bisa membuat semua orang di dalam ruangan merasa santai dan nyaman. Dia pernah berkata, memberikan pidato selalu membuatnya gugup, tapi selama beberapa tahun belakangan dia tampil lebih percaya diri.
Charles dan Camilla kini telah menikah selama 17 tahun. Di mata publik, hubungan mereka dapat terlihat jelas. Mereka kerap tertangkap saling bertatap mata, tertawa - jarang sekali mereka ada di sebuah acara dan tidak terlihat saling berbagi candaan bersama.
"Mereka saling mencintai dan menghormati, dan memiliki selera humor yang sama," kata Elliot kepada Vanity Fair.
Mereka hidup dalam kemewahan namun dalam tekanan besar dan ini bisa melelahkan.
"Rasanya menyenangkan memiliki seseorang di sisi Anda," kata Pangeran Charles kepada CNN dalam wawancara jelang ulang tahun ke-10 pernikahannya. "Dia adalah pendukung besar saya dan selalu melihat hidup dari sisi lucunya, untungnya."
"Terkadang seperti kapal yang berlayar di malam hari," kata Camilla tentang kehidupan rumah tangganya, "tapi kami selalu duduk bersama dan menikmati secangker teh lalu mendiskusikan hari kami. Kami punya waktu bersama."
Peranan seorang raja adalah peran yang sepi - dan alasan Charles menolak melepaskan Camilla mungkin karena dia tahu, suatu hari nanti Camilla bisa menjadi satu-satunya orang yang dapat menjadi teman hidup yang dibutuhkannya dalam mengemban tugas ini.
(Qur'anul Hidayat)