LONDON - Sebagai pemilik dan peternak kuda pacuan yang sukses, kecintaan Ratu Elizabeth II terhadap balap kuda menawarkan pandangan yang langka tentang orang yang sebenarnya di balik kehidupan tugas kerajaan yang super sibuk. Ini seolah mengalihkan perhatian Ratu sesaat dari urusan global dan domestik yang lebih sederhana.
"Dia biasa berkata kepada saya: 'Senang datang ke tempat yang tidak berbau cat baru,'" kenang pelatih Richard Hannon.
Salinan surat kabar Racing Post selalu terselip dalam korespondensi harian Ratu di istana. Dan baru tahun lalu, Ratu diakui atas kontribusinya pada balap kuda sebagai pemilik dan peternak dengan dilantik ke dalam British Champions Series Hall of Fame.
Kuda selalu menjadi passion atau hasrat sang Ratu. Cintanya dimulai sejak kecil, dan tentu saja diwarisi dari ayahnya. Bahkan sejak kecil Ratu kerap bermain berpura-pura menjadi kuda.
Baca juga: Penghormatan dan Dukungan Ratu Elizabeth II untuk Korban Serangan 11 September
Sepupunya, Margaret Rhodes, mengingat dalam bukunya ‘The Final Curtsey’ bahwa mereka bermain tanpa henti menjadi kuda "dan wajib meringkuk".
Dikutip BBC, gairah itu tidak pernah surut, bahkan sampai usia tua dan Ratu menutup mata untuk terakhir kalinya.
Dan ada satu tindakan pemberontakan kecil yang dia tunjukkan saat berkuda. Ratu selalu menolak untuk memakai topi keras khas balap kuda yang hampir wajib. Ini mungkin menjadi hak prerogatif kerajaan dan contoh langka penolakannya untuk menyesuaikan diri.