Tak Hanya Meretas Perangkat Digital, Hacker di Iran Ini Mampu Bikin Pabrik Baja Terbakar

Tim Okezone, Jurnalis
Jum'at 16 September 2022 07:00 WIB
Detik-detik pabrik baja di Iran terbakar hebat akibat serangan siber/ Foto: BBC
Share :

JAKARTA - Peretas atau hacker bisanya hanya merusak sistem digital yang terkomputasi, dan jarang menimbulkan kerusakan fisik di dunia nyata. Namun, berbeda dengan serangan siber di Iran ini yang mampu membawa kerusakan pada pabrik baja.

Kelompok peretas yang disebut Predatory Sparrow mengatakan, mereka berada di balik penyerangan yang menurut mereka menyebabkan kebakaran parah. Mereka kemudian merilis video untuk mendukung pernyataan itu.

 BACA JUGA:Jokowi Dengarkan Curhat Peternak yang Kerbaunya Mati karena Kesulitan Air

Video yang dikeluarkan adalah rekaman CCTV insiden itu dan menunjukkan para pekerja meninggalkan pabrik sebelum mesin di pabrik memuntahkan baja cair dan terbakar. Video berakhir dengan orang-orang mencoba memadamkan kebakaran dengan menyemprot air melalui selang.

Dalam video lain yang beredar di dunia maya, pekerja pabrik terdengar berteriak memanggil petugas pemadam kebakaran dan menjelaskan kerusakan peralatan.

 BACA JUGA:Ini Penampakan Berkas Ferdy Sambo Cs Terkait Kasus Perusakan Barang Bukti

Predatory Sparrow, juga dikenal dengan nama Persianya, Gonjeshke Darande, mengatakan ini adalah salah satu dari tiga serangan yang dilakukan terhadap produsen baja Iran pada 27 Juni 2022, sebagai tanggapan atas tindakan "agresi" yang yang dilakukan oleh Republik Islam.

Kelompok ini juga mulai membagikan data-data yang diklaim dicuri dari perusahaan, termasuk email rahasia.

Di halaman Telegram-nya, Predatory Sparrow mengunggah: "Perusahaan-perusahaan ini tunduk pada sanksi internasional dan melanjutkan operasi mereka meskipun ada pembatasan. Serangan siber ini, dilakukan dengan hati-hati untuk melindungi individu yang tidak bersalah," tulisnya seperti dinukil dari BBC, Kamis (15/9/2022).

Kalimat terakhir itu telah menusuk telinga dunia keamanan siber.

Jelas para peretas tahu bahwa mereka berpotensi membahayakan nyawa, tetapi tampaknya mereka berusaha keras untuk memastikan lantai pabrik kosong sebelum mereka melancarkan serangan, dan mereka sama-sama ingin memastikan semua orang tahu betapa berhati-hatinya mereka.

Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya apakah Predatory Sparrow adalah tim peretas militer yang disponsori negara secara profesional dan diatur secara ketat, yang bahkan mungkin diwajibkan untuk melakukan penilaian risiko sebelum mereka meluncurkan operasi.

"Mereka mengeklaim diri mereka sebagai kelompok peretas, tetapi mengingat kecanggihan mereka, dan dampaknya yang besar, kami meyakini kelompok itu dioperasikan, atau disponsori oleh negara," kata Itay Cohen, kepala penelitian siber di Check Point Software.

Iran menjadi sasaran dari rangkaian serangan siber yang berdampak di dunia nyata. Namun yang sebelumnya terjadi, tidak seserius ini.

"Jika ini ternyata menjadi serangan siber yang disponsori negara yang menyebabkan kerusakan fisik, atau dalam studi perang disebut dengan jargon kerusakan 'kinetik', ini bisa sangat signifikan," kata Emily Taylor, Editor Cyber Policy Journal.

 BACA JUGA:Hadapi Darurat Kesehatan Global, RSPAU dr. S Hardjolukito Gelar Webinar Kesehatan Nasional Monkeypox

"Secara historis serangan Stuxnet terhadap fasilitas pengayaan uranium Iran pada 2010, telah disorot sebagai salah satu dari sedikit, jika bukan satu-satunya yang diketahui, contoh serangan dunia maya yang menyebabkan kerusakan fisik."

Stuxnet adalah virus komputer yang pertama kali ditemukan pada 2010, yang merusak atau menghancurkan sentrifugal di fasilitas pengayaan uranium Iran di Natanz, sehingga menghambat program nuklirnya. Sejak itu, sangat sedikit kasus kerusakan fisik yang dilaporkan.

(Nanda Aria)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya