Pernikahan politik Pramodawardhani dan Rakai Pikatan memiliki dua putra yakni Rakai Gurunwangi Dyah Saladu atau Dyah Badra dan Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala. Kelak Dyah Lokapala inilah yang berhasil menjadi Raja Medang sesudah berhasil menumpas pemberontakan Rakai Walang Mpu Kombhayoni, yang berpusat di Bukit Baka.
Sementara Dyah Saladu, kelak melakukan pemberontakan terhadap Dyah Lokapala karena cemburu tidak dinobatkan sebagai raja Medang oleh ayahnya Mpu Manuku. Mengacu pada perselisihan kekuasaan antara Dyah Saladu dan Dyah Lokapala, maka perkawinan Pramodawardhani dan Mpu Manuku dapat dianggap sebagai ambang perang saudara raja-raja Medang pasca bersatunya Dinasti Sailendra dan Sanjaya. Perang saudara ini berakhir pada tahun 928 bertepatan dengan meletusnya Gunung Merapi.
(Erha Aprili Ramadhoni)