LONDON - Gelombang panas di beberapa wilayah Eropa seperti Prancis, Jerman, Spanyol, dan Inggris menimbulkan lebih dari 20.000 kematian eksesif.
Menurut sebuah laporan pada Kamis (24/11/2022), suhu udara hingga 40 derajat Celsius atau lebih melanda kota-kota di Eropa, mulai dari Paris hingga London, pada 2022.
Para ilmuwan iklim dari World Weather Attribution mengatakan bahwa temperatur setinggi itu "nyaris mustahil" tanpa adanya perubahan iklim.
Baca juga: Studi Terbaru: Kematian Capai 55% Akibat Gelombang Panas India, Jam Kerja Hilang 167,2 Miliar
Gelombang panas pada tahun 2003 menimbulkan lebih dari 70.000 kematian eksesif—selisih angka perkiraan dalam keadaan normal dengan angka sebenarnya—di Eropa, sebagian besar terjadi di Prancis.
Baca juga: Waspada, Suhu Udara di Tahun 2023 Diprediksi Lebih Panas, Ini Kata BMKG
Bencana itu mendorong banyak negara untuk mengambil berbagai langkah, seperti menerapkan sistem peringatan dini, meminta penduduk untuk saling mengawasi, dan memasang penyejuk udara di sekolah.
Langkah-langkah itu serta rencana aksinya mungkin telah mengurangi dampak gelombang panas pada 2022. Akan tetapi, kata Chloe Brimicombe, peneliti gelombang panas di Universitas Graz, Austria, angka kematian masih "lebih tinggi dari perkiraan".
"Saya menganggap ini sebagai gelombang panas paling berdampak sejak 2003," terangnya, dikutip Antara.