Turun lebih jauh dan ada Zona Hadal, lapisan di bawah 6.000 meter dari permukaan.
Zona Hadal ada di palung laut terdalam, sebagian besar di Samudra Pasifik, di mana lempeng tektonik raksasa berada jauh di bawah gelombang.
Istilah hadal berasal dari Hades, dewa dunia bawah Yunani Kuno. Lapisan ini gelap total, suhu berkisar hampir beku, dan tekanannya sekitar 1.000 kali lipat dari permukaan laut.
Di sinilah dasar Palung Filipina. Banyak titik di sepanjang palung yang diukur sedalam sekitar 10.000 meter dan titik terdalamnya mencapai 10.540 meter di bawah permukaan laut.
Di suatu tempat di dalam parit bawah laut yang luas ini, USS Johnston akhirnya berhenti. Lokasi pastinya sangat sulit diprediksi. Permukaan laut sama sekali tidak punya ciri, dan anonimitasnya membuat pencarian lokasi yang tepat dari pertempuran laut menjadi tugas yang menantang.
Tidak ada penanda, tidak ada fitur topografi yang membantu identifikasi. Di bawah ombak, arus, dan pola pasang surut dapat menarik bangkai kapal jauh dari tempat tenggelamnya.
Baru 75 tahun kemudian manusia bisa melihat Johnston lagi. Yang pertama adalah Victor Vescovo.
Vescovo, 54, adalah mantan perwira intelijen Angkatan Laut AS yang belakangan menjadi manajer ekuitas swasta. Dia memiliki hasrat untuk menjelajah dan pada bidang oseanografi. Dia mendaki Gunung Everest dan mengunjungi Kutub Utara dan Selatan.
"Saya telah menjadi pendaki gunung selama 20-25 tahun, dan ketika saya telah melakukan banyak hal yang ingin saya lakukan, saya mencari tantangan yang berbeda. Saya melihatnya sebagai hal simetris untuk ayo, pergi ke lautan dalam," katanya kepada BBC Future dari rumahnya di Texas.
"Dan ternyata tidak ada seorang pun yang pernah pergi ke dasar lima samudra dunia. Dasar empat samudra pun belum ada."
Dia menilai dirinya "berpikiran teknis", dan percaya tantangan yang ada bukan teknologi tetapi pendanaan. "Memang akan sangat mahal, tapi bisa dilakukan," katanya.
"Jadi saya menyiapkan dana, mengumpulkan tim, dan selama tiga tahun berikutnya kami merancang dan membangun kapal selam terdalam dalam sejarah yang mampu menyelam berulang kali, yang belum pernah ada sebelumnya, dan kemudian kami membawanya berkeliling dunia."
Vescovo menguji kapal selam barunya, yang disebut Limiting Factor, dengan menyelam sendirian ke dasar Palung Puerto Rico, titik terdalam di Samudra Atlantik dan dua pertiga kedalaman titik terdalam di dunia.
Awal tahun 2020, Vescovo ambil bagian dalam misi ilmiah bersama seorang ahli kelautan Filipina. Mereka menjadi orang pertama yang menyelam ke dasar Palung Filipina.
"Kebetulan, suatu hari perjalanan ke utara adalah medan perang di lepas Samar," katanya.
"Saya menjadi 'sejarawan militer' sejak kecil dan saya juga di Angkatan Laut AS selama 20 tahun, jadi saya tahu banyak tentang pertempuran itu. Saya pikir akan menjadi upaya yang menarik untuk mencoba dan menemukan bangkai kapal itu."