“Halmahera Persada Lygend menjadi pabrik HPAL pertama di Indonesia. Teknologi yang dipakai adalah hidrometalurgi melalui metode High Pressure Acid Leach (HPAL), yang mampu mengolah nikel limonit (kadar rendah) menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik,” ucap Stevi Thomas selaku Head of External Relations Harita Nickel.
Stevi Thomas menambahkan, kehadiran pabrik pengolahan dan pemurnian nikel kadar rendah pertama di Indonesia itu merupakan salah satu fasilitas Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kawasan Industri Obi. Fasilitas ini direncanakan akan memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus infrastruktur di Pulau Obi.
“Beroperasinya pabrik HPAL pertama itu juga menjadi cerita sukses Indonesia sebagai produsen Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang punya peran penting dalam hal mitigasi perubahan iklim melalui kendaraan listrik,” kata Stevi.
Hingga saat ini, keberadaan Harita Nickel di Pulau Obi mampu menyerap lebih dari 20 ribu tenaga kerja yang mayoritas berasal dari wilayah setempat.
Seperti yang baru-baru ini dilakukan oleh Halmahera Jaya Feronikel (HJF), salah satu smelter feronikel ketiga yang telah berproduksi sejak 18 Oktober 2022 lalu. Hingga September 2022 saja, HJF telah merekrut 2.362 tenaga kerja dan 72 persen berasal dari wilayah setempat.