MANADO - Mekiwuka merupakan tradisi menyambut tahun baru di Manado sebagai ungkapan rasa syukur atas pemeliharaan Tuhan disepanjang tahun yang telah dilewati.
Mekiwuka merupakan tradisi penyambutan tahun baru penggabungan dua budaya, Minahasa dan Borgo yang diyakini berkembang di lingkungan komunitas orang Minahasa dan Borgo yang ada di Manado.
BACA JUGA:Wow! Ada 7 Panggung Festival Malam Tahun Baru 2023 Terbentang di Sudirman-Thamrin
Orang Borgo di Manado dan di Sulawesi Utara (Sulut) sendiri telah ada sejak abad ke-XVI, orang Borgo atau keturunan langsung merupakan hasil perkawinan campur antara suku Minahasa asli dan orang-orang eropa, Spanyol, dan Portugis yang datang berdagang di Kota Manado.
Masyarakat keturunan Borgo merupakan salah satu kelompok keturunan asing yang sudah lama bermukim di wilayah kota Manado yang merupakan bagian dari tanah Minahasa. Sebagian besar mereka tersebar mulai dari Malalayang, Bahu, Pondol, Mahakeret, Tikala, Sindulang, dan Tuminting.
BACA JUGA:Catatan Akhir Tahun LPOI: Soroti Praktik Oligarki dan Dorong Kolaborasi Tanpa Eksploitasi
Masyarakat keturunan Borgo akhirnya sudah merupakan bagian dari etnik Minahasa yang hidup di Kota Manado. Pengaruh masyarakat keturunan Borgo terhadap seni tradisional sebagai bagian dari identitas Minahasa di Manado adalah tarian katrili dan figura
Mekiwuka merupakan parade yang dilakukan pada saat tengah malam jelang pergantian tahun dengan menggunakan alat musik tradisional, lalu keluar masuk rumah warga, bersilaturahmi saling mengucap syukur menyambut tahun yang baru.
Sayangnya tradisi ini seakan terlupakan dan luput dari perhatian pemerintah, yang lebih dikenal justru tradisi Figura dan Kunci Taong (Tahun)