Amerika Serikat (AS) juga membela persyaratan pengujiannya, dengan mengatakan bahwa pendekatannya didasarkan "semata-mata dan secara eksklusif pada sains".
Ini bukan pertama kalinya Beijing berselisih dengan komunitas internasional terkait virus tersebut. Ini pertama kali terdeteksi di Wuhan di Cina tengah pada akhir 2019 dan pemerintah menolak upaya untuk menyelidiki asal-usulnya.
Adapun China pada Selasa (3/1/2023) menolak tawaran dari Uni Eropa untuk memasok vaksin Covid-19 dalam jumlah yang tidak ditentukan untuk membantu mengatasi lonjakan kasus, dengan mengatakan pihaknya memiliki "persediaan yang memadai".
Data resmi menunjukkan China telah memberikan lebih dari 3,4 miliar dosis - sebagian besar di antaranya adalah CoronaVac.
Pemerintah sejauh ini bersikeras hanya menggunakan vaksin buatan China, yang telah terbukti kurang efektif dibandingkan vaksin mRNA buatan Barat lainnya untuk melawan varian Omicron.
(Susi Susanti)