JAKARTA - Cuaca ekstrem melanda Tanah Air. Namun, wilayah Jawa Tengah (Jateng) menjadi salah satu wilayah yang dilanda banjir parah pada saat cuaca ekstrem menerjang.
Berikut fakta-faktanya:
1. Terlambat Rekayasa Cuaca
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut hal ini imbas modifikasi cuaca di Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut agak terlambat.
"Jateng agak terlambat, termasuk Jatim. Semoga bisa segera teratasi," ucap menteri kelahiran Madiun ini," ujarnya.
2. Status Darurat
Rekayasa cuaca biasanya dilakukan setelah pemerintah daerah setempat menetapkan status darurat dan mengirim permintaan ke pemerintah pusat.
Dari enam provinsi di Pulau Jawa ini, ia menyatakan Jawa Tengah dan Jawa Timur memang tergolong terlambat mengirimkan permintaan rekayasa cuaca.
"Untuk rekayasa cuaca itu memang harus ada status darurat dulu dari Pemda, Jabar sudah melakukan, Banten sudah, memang Jateng agak terlambat, termasuk Jatim. Semoga bisa segera teratasi," ucap menteri kelahiran Madiun ini.
3. Rekayasa Cuaca Akhirnya Dilakukan
Setelah dilanda banjir dan terlambat melakukan rekayasa cuaca, kata Muhadjir, Jawa Tengah sudah melakukan melakukan rekayasa cuaca. Hal itu ia konfirmasi ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Saya sudah kontak pak gubernur (Jawa Tengah), juga sudah ada rekayasa cuaca untuk Jawa Tengah," kata Muhadjir.
4. Tim Tanggap Bencana Diterjunkan
Untuk penanganan banjir di wilayah pesisir utara Jawa Tengah sejauh ini Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia telah menerjunkan tim tanggap bencana, berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
"Pak gubernur sudah langsung menangani terutama pantai utara, jadi Kemensos sudah turun saya juga sudah kontak Pak Gubernur," kata Muhadjir.
5. Banjir di Jateng
BPBD Jawa Tengah mencatat ada sejumlah daerah yang diterjang banjir sejak akhir tahun 2022 lalu. Sejumlah daerah seperti Kabupaten Batang, Kabupaten Kudus, Demak, Pati, Grobogan, Kendal, Kota Pekalongan, hingga Kota Semarang.
Bahkan, banjir juga sempat mengganggu perjalanan kereta api di awal tahun 2023 hingga harus dialihkan menuju jalur selatan.
(Arief Setyadi )