Suparjan menambahkan, beberapa hal yang patut diwaspadai adalah munculnya gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah.
"Itu berasal dari aktivitas solfatara di dinding kawah Ijen dan difusi gas-gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan," kata Kepala PPGA Ijen, Suparjan.
Aktivitas erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah. Erupsi freatik bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas, baik visual maupun kegempaan.
"Sesuai evaluasi yang patut diwaspadai adalah keluarnya gas dari danau, juga ada erupsi freatik," ungkapnya.
Kendati demikian, status Gunung Api Ijen masih tetap berada di level I normal. Pihaknya mengimbau, agar masyarakat atau wisatawan untuk tidak mendekati bibir kawah maupun turun dan mendekati dasar kawah Gunung Ijen.
Badan Geologi juga merekomendasikan kepada para pengunjung untuk tidak menginap di kawasan Gunung Ijen dalam radius 500 meter dari puncak kawah.
Masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait, diminta waspada terhadap potensi ancaman aliran gas vulkanik yang berbahaya, dan tetap memperhatikan perkembangan aktivitas Gunung Ijen.
Jika tercium bau gas sulfur atau belerang yang menyengat, Badan Geologi juga meminta kepada masyarakat untuk memakai masker penutup alat pernapasan.
Untuk jangka pendek atau darurat, masyarakat dapat menggunakan kain basah sebagai penutup alat pernapasan, baik hidung maupun mulut. "Untuk keselamatan kami minta masyarakat mematuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan," tandasnya.
(Fakhrizal Fakhri )