TURKI – Korban akibat gempa Turki-Suriah masih banyak yang belum ditemukan memasuki hari keempat. Petugas pun berjibaku mencari korban yang masih selamat di bawah reruntuhan bangunan. Setidaknya 21 ribu orang meninggal dunia akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,8 itu.
Namun berapa lama orang dapat bertahan hidup dan selamat di bawah reruntuhan bangunan tanpa makan dan minum?
Melansir BBC Indonesia, Sabtu (11/2/2023) para ahli mengungkapkan rentang waktu itu tergantung pada berbagai faktor.
(Baca juga: Citra Satelit Tunjukan Penampakan Sebelum dan Setelah Gempa Turki)
Posisi penyintas saat terjebak di tengah kerusakan, akses air dan udara, iklim, kondisi cuaca dan kebugaran jasmani orang yang terperangkap, semua faktor tersebut dapat mempengaruhi berapa lama seseorang bisa bertahan.
Sebagian besar penyelamatan dapat terjadi dalam kurun waktu 24 jam setelah bencana, namun ada juga kasus penyelamatan dari reruntuhan yang membutuhkan waktu lebih lama.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan memberhentikan operasi pencarian dan penyelamatan sekitar lima sampai tujuh hari setelah bencana. Keputusan ini dibuat jika dalam waktu satu sampai dua hari, tidak ada orang yang berhasil diselamatkan.
Kesadaran dan kesiagaan
Meskipun tidak gampang untuk memprediksi kapan terjadinya gempa atau robohnya sebuah bangunan, posisi Anda dalam keadaan darurat merupakan kunci bertahan hidup.
Tempat yang dipilih dengan baik dapat memberikan Anda perlindungan dari puing-puing yang berjatuhan dan memberikan akses ke udara untuk bernapas.
“Dengan menerapkan posisi ‘Drop, Cover and Hold’ (berlutut, berlindung dan berpegangan) bisa menciptakan peluang selamat, peluang mendapatkan akses udara,” ujar Murat Harun Ongoren, seorang koordinator AKUT (Asosiasi Pencarian dan Penyelamatan Turki).
Dikatakannya, drop, cover and hold adalah menjatuhkan diri berlutut ke lantai, berlindung di bawah meja atau sesuatu yang kukuh, dan berpegangan erat sampai guncangan berhenti.
“Edukasi, pelatihan dan kesadaran tentang langkah-langkah darurat (sebelum bencana seperti gempa terjadi) penting dan sering diabaikan.Dan itu akan menentukan seberapa lama Anda dapat hidup di bawah reruntuhan,”terangnya.
Sementara itu, Dr Jetri Regmi, petugas teknis di Program Kedaruratan Kesehatan Dunia WHO menekankan pentingnya kesiapsiagaan saat terjadi bencana.
Berlindung di tempat aman seperti meja yang kukuh dapat meningkatkan korban bertahan bertahan hidup.
“Tidak ada hal yang pasti karena semua bencana itu berbeda, tapi upaya pencarian dan penyelamatan awal tergantung pada kemampuan dan kesiapan dari warga setempat,” ujar Jetri.