SELANDIA BARU - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Chris Hipkins mengatakan Topan Gabrielle, yang selama berhari-hari menghantam North Island, adalah peristiwa cuaca yang tidak terlihat "dalam satu generasi".
Pemerintah sebelumnya mengumumkan keadaan darurat - hanya yang ketiga dalam sejarah Selandia Baru.
"Keparahan dan kerusakan yang kami lihat belum pernah dialami dalam satu generasi," terangnya pada Selasa (14/2/2023), dikutip BBC.
"Kami masih membangun gambaran tentang efek topan yang terus berkembang. Tapi yang kami tahu adalah dampaknya signifikan dan tersebar luas,” lanjutnya.
BACA JUGA: Gantikan Jacinda Ardern, Chris Hipkins Resmi Dilantik Jadi PM Selandia Baru ke-41
Dia telah menjanjikan bantuan sebesar 11,5 juta dolar Selandia Baru untuk mendukung mereka yang terkena dampak bencana.
Mendeklarasikan keadaan darurat nasional pada Selasa (14/2/2023) pagi, Menteri Manajemen Darurat, Kieran McAnulty, menggambarkan badai itu sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Perintah darurat memungkinkan pemerintah untuk merampingkan tanggapannya terhadap bencana. Ini telah diterapkan di wilayah Northland, Auckland, Tairawhiti, Tararua, Bay of Plenty, Waikato dan Hawke's Bay.
Selandia Baru sebelumnya hanya mengumumkan keadaan darurat nasional pada dua kesempatan - selama dimulainya pandemi Covid-19 dan setelah gempa bumi Christchurch pada 2011.