Hampir 200 Tahun, Penelitian DNA Ungkap Penyakit yang Diderita Beethoven Sebelum Meninggal

Tim Okezone, Jurnalis
Sabtu 25 Maret 2023 02:45 WIB
Ludwig van Beethoven (Wikipedia)
Share :

HAMPIR 200 tahun setelah kematiannya, para peneliti mengambil sampel DNA dari helaian rambut Ludwig van Beethoven untuk mencari tahu petunjuk tentang masalah kesehatan dan gangguan pendengaran yang dideritanya.

Para peneliti tidak mampu memecahkan kasus gangguan pendengaran maupun sakit perut parah yang diderita komposer asal Jerman itu. Namun, mereka menemukan risiko genetik untuk penyakit hati, plus infeksi hepatitis B yang merusak hati beberapa bulan sebelum kematian Beethoven.

Faktor-faktor itu, beserta kebiasaannya minum alkohol, mungkin menjadi penyebab gagal hati yang banyak dipercaya menjadi penyebab kematian Beethoven. Hal ini menurut sebuah hasil penelitian yang diterbitkan pada Rabu (22/3) di jurnal Current Biology.

Pada Minggu (26/3) mendatang merupakan peringatan 196 tahun kematian Beethhoven di Vienna pada 26 Maret 1827, pada usia 56 tahun. Sang komposer sendiri menulis ia ingin para dokter meneliti masalah kesehatan yang dideritanya setelah ia meninggal dunia.

“Khusus untuk Beethoven, ini adalah kasus di mana penyakitnya terkadang membatasi kreativitasnya dalam berkarya,” kata penyusun penelitian itu, Axel Schmidt, ahli genetika di Rumah Sakit Universitas Bonn di Jerman, melansir VoA Indonesia.

“Dan bagi para dokter, apa yang terjadi terhadapnya masih selalu menjadi misteri.”

Sejak kematiannya, para ilmuwan mencoba menyusun sejarah kesehatan Beethoven dan memberi beberapa kemungkinan penjelasan di balik berbagai penyakitnya.

Kini, dengan kemajuan teknologi DNA, para peneliti telah mampu mengambil petunjuk genetik dari helaian rambut Beethoven yang telah dipotong dan diawetkan sebagai kenang-kenangan. Mereka memfokuskan diri pada lima ikatan rambut “yang hampir pasti asli (milik Beethoven),” berasal dari seorang laki-laki Eropa yang sama, menurut penelitian itu.

Mereka meneliti tiga ikatan rambut bersejarah lain. Namun, tidak dapat mengonfirmasi rambut-rambut itu merupakan rambut Beethoven.

Beberapa pengujian terdahulu terhadap salah satu ikatan rambut itu menunjukkan Beethoven keracunan timbal. Namun, para peneliti menyimpulkan sampel itu sebenarnya berasal dari seorang perempuan.

Para ilmuwan melarutkan helaian rambut itu ke dalam suatu cairan dan mengambil potongan-potongan DNA, kata penyusun penelitian lainnya, Tristan James Alexander Begg, ahli antropologi biologis di Universitas Cambridge.

Mengambil gen dari helaian rambut itu merupakan tantangan tersendiri, karena DNA pada rambut terpotong-potong ke dalam fragmen-fragmen kecil, kata Johannes Krause, penyusun penelitian lainnya yang juga seorang ahli paleogenetik di Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Jerman.

Akhirnya, setelah menggunakan rambut Beethoven sepanjang hampir tiga meter, mereka mampu menyusun sebuah genom yang mereka dapat teliti untuk menemukan tanda-tanda penyakit genetik, kata Krause.

Meskipun tidak menemukan petunjuk genetik yang jelas tentang apa penyebab masalah pencernaan Beethoven, mereka menemukan penyakit celiac dan intoleransi laktosa kemungkinan bukan penyebabnya. Nantinya, genom itu mungkin dapat memberikan lebih banyak petunjuk, mengingat penelitian tentang bagaimana gen dapat memengaruhi kondisi kesehatan seseorang masih terus dilakukan, kata Begg.

Penelitian itu juga menghasilkan sebuah penemuan yang mengejutkan: ketika mereka menguji DNA anggota keluarga besar Beethoven yang masih hidup, para peneliti menemukan perbedaan dalam kromosom Y yang diwariskan dari sisi ayah. Kromosom Y dari lima pria cocok satu sama lain, namun justru tidak cocok dengan kromosom Y Beethoven.

Hal itu menunjukkan bahwa terdapat “kejadian paternitas di luar pasangan” pada satu masa, beberapa generasi sebelum Beethoven lahir, kata Begg. Dengan kata lain, seorang anak lahir dari hubungan di luar pernikahan dalam keluarga sang komposer.

Pertanyaan utama tentang penyebab kehilangan pendengaran yang dialami Beethoven masih belum terjawab, kata Dr. Avraham Z. Cooper dari Ohio State University, yang tidak terlibat dalam penelitian itu. Pertanyaan itu mungkin akan sulit dijawab, karena genetika hanya dapat menunjukkan separuh dari kombinasi “kondisi bawaan dan pemeliharaan” yang menentukan kesehatan kita.

Namun ia menambahkan bahwa misteri itu merupakan bagian dari apa yang membuat Beethoven sungguh memikat: “Saya rasa ketidaktahuan kita itu OK,” ujarnya.

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya