Akhirnya, setelah menggunakan rambut Beethoven sepanjang hampir tiga meter, mereka mampu menyusun sebuah genom yang mereka dapat teliti untuk menemukan tanda-tanda penyakit genetik, kata Krause.
Meskipun tidak menemukan petunjuk genetik yang jelas tentang apa penyebab masalah pencernaan Beethoven, mereka menemukan penyakit celiac dan intoleransi laktosa kemungkinan bukan penyebabnya. Nantinya, genom itu mungkin dapat memberikan lebih banyak petunjuk, mengingat penelitian tentang bagaimana gen dapat memengaruhi kondisi kesehatan seseorang masih terus dilakukan, kata Begg.
Penelitian itu juga menghasilkan sebuah penemuan yang mengejutkan: ketika mereka menguji DNA anggota keluarga besar Beethoven yang masih hidup, para peneliti menemukan perbedaan dalam kromosom Y yang diwariskan dari sisi ayah. Kromosom Y dari lima pria cocok satu sama lain, namun justru tidak cocok dengan kromosom Y Beethoven.
Hal itu menunjukkan bahwa terdapat “kejadian paternitas di luar pasangan” pada satu masa, beberapa generasi sebelum Beethoven lahir, kata Begg. Dengan kata lain, seorang anak lahir dari hubungan di luar pernikahan dalam keluarga sang komposer.
Pertanyaan utama tentang penyebab kehilangan pendengaran yang dialami Beethoven masih belum terjawab, kata Dr. Avraham Z. Cooper dari Ohio State University, yang tidak terlibat dalam penelitian itu. Pertanyaan itu mungkin akan sulit dijawab, karena genetika hanya dapat menunjukkan separuh dari kombinasi “kondisi bawaan dan pemeliharaan” yang menentukan kesehatan kita.
Namun ia menambahkan bahwa misteri itu merupakan bagian dari apa yang membuat Beethoven sungguh memikat: “Saya rasa ketidaktahuan kita itu OK,” ujarnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)