ARAB SAUDI - Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz mengutuk aksi pembakaran Al Quran di Denmark. Pembakaran itu dilakukan oleh aktivis sekaligus politikus ekstrimis sayap kanan, Rasmus Paludan.
Dikutip dari Alarabiya, Kamis (30/3/2023) Raja Salman membahas pembakaran itu dalam sesi kabinet di Istana Al-Salam di Jeddah pada Selasa (28/3/2023).
"Kabinet menegaskan kembali kecamannya atas upaya untuk membakar Al Quran dan menekankan perlunya mengkonsolidasikan nilai-nilai dialog, toleransi dan rasa hormat," ujar Raja Salman.
BACA JUGA:
Raja Salman juga menegaskan pihaknya menolak segala sesuatu yang menyangkut dengan kebencian dan ekstremisme.
Aksi Paludan itu tak hanya mengundang respons dari Raja Salman. Sejumlah negara berpenduduk Muslim seperti Qatar Yordania dan Kuwait juga melontarkan protes. Qatar menyebut aksi Paludan sebagai tanda peningkatan bahaya terhadap muslim. Sementara Yordania menyebut Paludan memantik kebencian.
Sebelumnya, Paludan melakukan pembakaran salinan Al Quran di depan kantor Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen. Bukan pertama kali Paludan melakukan tindakan provokatif semacam itu.
BACA JUGA:
Pada Januari, Paludan juga melakukan tindakan serupa di Kopenhagen dan Swedia. Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes. Ia ingin Turki segera mengizinkan Swedia bergabung dengan aliansi NATO. Sebab, Swedia butuh semua restu anggota untuk bergabung dengan NATO. Namun, Turki belum memberikan restu itu.
(Widi Agustian)