AMERIKA - Eks Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pernah meminta kajian agar senjata nuklir bisa digunakan untuk menghancurkan badai. Tapi apakah bom nuklir yang dahsyat bisa dipakai untuk menghancurkan badai?
Para ilmuwan di Badan Atmosfer dan Laut Nasional Amerika, NOAA, menyatakan bom nuklir tidak akan efektif menghancurkan badai. NOAA menyatakan bom nuklir tidak akan membuat badai menjadi lebih lemah.
Namun, penggunaan bom nuklir terhadap badai malah akan membuat bahan radioaktif menyebar dengan cepat hingga ke daratan. Badan itu menjelaskan bahan peledak sulit mengubah badai. Sebab, berkaitan dengan jumlah energi yang diperlukan.
BACA JUGA:
Mereka menyebut pelepasan panas dari badai setara dengan kekuatan bom nuklir 10 megaton yang meledak setiap 20 menit.
NOAA menjelaskan, meski energi dari bom nuklir mendekati kekuatan badai, tidak mudah melumpuhkan badai dengan bom ini karena mendekati dan menghancurkan inti badai yang ada di lautan lepas bukan pekerjaan mudah.
Skenario menghancurkan badai sebelum badai itu menjadi besar pun masih sulit dilakukan. Ia menyebut ada sekitar 80 calon badai, namun hanya sekitar 5 yang menjadi badai.
"Tidak ada cara untuk mengetahui apakah salah satunya akan menjadi badai besar," kata NOAA.
BACA JUGA:
Sebenarnya, ide menggunakan bom nuklir untuk menghancurkan badai sudah muncul sejak 1950-an.
Saat berpidato di National Press Club pada tahun 1961, Francis Riechelderfer, pimpinan Kantor Cuaca AS mengatakan dirinya dapat "membayangkan kemungkinan suatu hari nanti meledakkan bom nuklir pada sebuah badai yang berada jauh di laut".
NOAA menyatakan ide ini sering kembali diusulkan setiap kali ada musim badai di Amerika.
Professor Sharon Squassoni dari George Washington University mengatakan ide ini berasal dari Plowshares Program pada 1950-an ketika para peneliti "membayangkan hal-hal yang gila, yang luar biasa, yang bisa disebabkan oleh bom nuklir".
(Widi Agustian)