Pihak Indonesia berjanji untuk menjamin partisipasi Israel meskipun sikap pro-Palestina, namun suara menentang menjadi terlalu keras untuk FIFA.
“Ini benar-benar kejadian yang sangat menyakitkan bagi bangsa Indonesia. Mereka yang membuat keributan dan membuat kami gagal… harus dimintai pertanggungjawaban,” kata Akmal Marhali, pakar pengawas sepak bola Save Our Soccer.
“Nama Indonesia di dunia olahraga tercoreng, ini peristiwa pahit dalam sejarah sepak bola kita,” terang Andieka Rabbani, mahasiswi di ibukota, Jakarta.
“Sikap kami di Piala Dunia U-20 terlalu dipolitisasi, karena sebentar lagi akan ada pemilihan presiden,” lanjutnya.
Dia menambahkan, delegasi Israel pernah ke Indonesia untuk acara olah raga dan diplomasi sebelumnya, termasuk empat orang Israel yang berkompetisi di World Cycling Championship bulan lalu di Jakarta.
Sejumlah anggota Parlemen Israel yang juga menghadiri konferensi Interparliamentary Union di Bali tahun lalu juga disambut hangat oleh Ketua DPR RI Puan Maharani, cucu presiden pertama Indonesia Sukarno, dan Gubernur Bali Wayan Koster yang pertama untuk menolak tim sepak bola pemuda Israel.
Delegasi Israel juga menghadiri COP-13 Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim di Bali tahun 2007 tanpa ada penolakan.
(Susi Susanti)