Pasar tersebut merupakan tujuan populer bagi merek fesyen Barat dengan harga murah seperti Tommy Hilfiger, yang menjual pakaian yang diproduksi di pabrik garmen di kota tersebut tetapi gagal memenuhi standar ekspor.
Pemilik toko yang putus asa mengatakan kepada wartawan bahwa kobaran api telah membuat mereka melarat beberapa minggu sebelum Idul Fitri, festival Muslim menandai akhir Ramadhan dan perayaan keagamaan terbesar di negara itu.
“Saya meminjam 1,5 juta taka (sekira Rp212 juta) untuk membeli pakaian Idul Fitri,” kata seorang pemilik bisnis. "Saya telah kehilangan segalanya."
Pemilik toko Akter Hossain dan dua stafnya terlihat mencoba mengeluarkan stok pakaian dari toko mereka yang terbakar sementara penonton menghentikan mereka mendekati api.
“Saya baru saja menginvestasikan sekira satu juta taka (sekira Rp140 juta) untuk membeli pakaian baru menjelang Idul Fitri. Semua itu telah berubah menjadi abu. Bagaimana saya bisa pulih dari kerugian?,” kata Hossain yang meratap kepada Al Jazeera.
D M Habib, seorang pejabat di Asosiasi Pemilik Toko Bangabazar, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya 3.000 toko, sebagian besar terbuat dari timah dan kayu, habis terbakar.