Ketika Luhut Bangga Ceritakan Anak Buahnya Tetap Berpuasa dalam Operasi Seroja Timor-Timur

Tim Okezone, Jurnalis
Minggu 16 April 2023 04:00 WIB
Luhut kenang Sersan Mayor Durman (Foto: tangkapan layar)
Share :

JAKARTA - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) mengenang salah seorang anggotanya Sersan Mayor Kopassus Durman.

Kenangan Luhut tersebut saat operasi pertempuran di Timor-Timur. Bagaimana tidak, saat itu Sersan Mayor Durman tetap melaksanakan ibadah puasanya di tengah pertempuran.

Pada 1975–1976, Luhut bersama anak buahnya itu diperintahkan untuk melakukan pengamanan di Timor-Timur dalam Operasi Seroja.

"Bicara tentang puasa, saya teringat kepada salah seorang anak buah yang rajin berpuasa walau saat sedang berada di tengah medan perang. Namanya, Sersan Mayor Durman, Caraka saya di Kompi A Denpur-1/Parako dalam operasi tempur di Timor Portugis tahun 1975–1976," tulis Luhut di laman Facebooknya yang dikutip Okezone, beberapa waktu lalu.

Peraih Adhi Makayasa Akademi Militer Nasional tahun 1970 ini mengatakan, sepanjang berlangsungnya operasi, Durman tetap menjalankan ibadah puasa.

Berpuluh kilogram beratnya ransel di punggung, tidak pernah membatalkan niatnya untuk terus menjalankan ibadah yang menjadi rukun Islam keempat itu.

Saat itu, perlengkapan yang dibawa setiap prajurit memang cukup berat, di antaranya berupa senapan otomatis AK-47, 750 butir peluru kaliber 7,62 mm, 3 magasin lengkung, 2 granat, bekal makan untuk beberapa hari, baju loreng, kaos, sepatu lapangan, dan topi rimba.

"Belum lagi setiap regu masih harus membawa senapan mesin RPD, peluncur roket RPG-2 buatan Yugoslavia, 60 peluru roket 90 mm, penyembur api lengkap dengan 5 mortir dan 18 butir peluru," ujarnya.

Pendiri dan komandan pertama Detasemen-81 Antiteror Kopassus ini melanjutkan, operasi yang dijalankan adalah operasi yang cukup berat dan banyak merenggut korban.

"Kami di Kompi A mengawali operasi ini pada 7 Desember 1975 dengan kekuatan 110 orang prajurit. Tapi pada Maret 1976, jumlahnya bersisa menjadi 80 orang saja," ungkapnya.

Selama lima bulan operasi, kompi yang dipimpin Luhut melakukan pertempuran setiap hari. Fierce battle istilahnya. Pertempuran berhadapan dengan pasukan Fretilin yang mempunyai motivasi tempur tinggi, kemampuan serta disiplin menembak prima, dan menguasai medan dengan sempurna.

"Di tengah operasi yang melelahkan tersebut selalu ada waktu untuk istirahat makan. Yang kami makan adalah bekal makanan kaleng T-1. Setiap siang Durman dengan setianya membukakan kaleng makanan dan menyodorkannya kepada saya," tuturnya.

Ada kalanya juga dia memasak makanan sendiri ketika merasa bosan dengan menu ransum tempur itu. Namun apa pun menunya, Durman tetap berpuasa dan tidak pernah batal.

"Penasaran, saya pun bertanya kenapa dia tetap berpuasa di tengah kondisi seperti ini. 'Biar lebih dekat dengan Tuhan,'" kata Lahut.

"Jawabannya yang tidak pernah saya lupakan," imbuh dia.

Jawaban itu, kata Luhut, seolah menunjukkan betapa fokusnya dia pada hubungan dengan Tuhan-nya. Bagi Luhut, Durman telah menunjukkan penghormatannya kepada tugas negara dan atasannya dengan tetap bertempur dan menyediakan makanan.

"Bagi saya selaku komandannya di Kompi A. Hebat!" tegasnya.

"Anak buah saya ini sekarang tinggal di Banten. Terakhir kami bertemu di acara reuni tahun lalu di Cijantung. Jika ada kesempatan, saya ingin Durman dapat menceritakan pengalamannya kepada Saudara-Saudari sekalian sehingga kita dapat belajar bahwa betapa indahnya harmoni di Negeri ini jika kita dapat saling menghormati," tutup Luhut.

(Fakhrizal Fakhri )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya