Tradisi Gerebeg Syawal, Arak-Arakan 7 Gunungan Keraton Jogja Menyambut Lebaran

Erfan Erlin, Jurnalis
Minggu 23 April 2023 10:15 WIB
Ilustrasi/ Doc: Istimewa
Share :

Dia menambahkan untuk pelaksanaan Gerebeg Syawal nantinya akan ada 7 gunungan. 7 Gunungan tersebut akan dibagikan dan dapat diperebutkan masyarakat di tiga tempat yakni Masjid Gede Keraton Yogyakarta, Puro Pakualaman. dan di Kepatihan.

Dan untuk rute iring-iringan gunungan tidak akan lagi melewati Alun-alun Utara melainkan dari kemandongan lor atau Keben ke Pagelaran lalu keluar lewat barat pagelaran menuju Masjid Gede Keraton Yogyakarta.

Nantinya di Masjid Gede setelah didoakan akan ada dua buah gunungan yang dibawa menuju Puro Pakualaman dan kompleks Kepatihan.

"Kami imbau masyarakat yang turut berpartisipasi pada agenda awal untuk tertib dan tetap taat prokes. Kami harap masyarakat dapat merayah gunungan setelah gunung tersebut selesai didoakan," terangnya.

Dia juga meminta kepada masyarakat selama selama pelaksanaan Gerebeg Syawal dan Ngabekten agar dapat menghormati prosesi dengan tidak menerbangkan drone. Sehingga nantinya kesakralan prosesi dapat terjaga.

Pengageng II Kawedanan Widya Budaya KRT Rintaismara menjelaskan, gerebeg ini berasal dari bahasa Jawa artinya berjalan bersama-sama di belakang Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono atau orang yang dipandang seperti Ngarso Dalem. Dalam pewayangan ada yang menggambarkan kejelasan tentang Gerebeg.

Gerebeg Syawal kali ini merupakan hajad Dalem Keraton Yogyakarta. Yang biasanya dilakukan dalam rangka memperingati hari-hari besar agama Islam yang diselenggarakan di bulan Syawal tahun Jawa. Saat ini dalam rangka merayakan hari raya Bakdo atau Idul Fitri.

"Gerebeg Syawal ini diselenggarakan pada tanggal 1 syawal hitungan tahun Jawa," terang dia.

Dalam hal ini, Sultan mengeluarkan rangkaian Gunungan yang semuanya menggambarkan kemakmuran dari negeri kesultanan Yogyakarta. Karena yang dirangkai adalah dari hasil bumi sehingga menyerupai seperti gunung maka dinamakan ada lima Gunungan.

Gunungan Lanang, Wadon, Depak, Darat dan Pawuhan. Nanti urutannya ketika mios atau dikeluarkan dari Keraton seperti itu. Keraton mengeluarkan dalam hajad dalem yaitu Paredek alias Gunungan.

Untuk membuat gunungan juga ada sebuah upacara. Di mana upacara tersebut dimulai dengan ritual Numplak Wajik. Numplak Wajik karena memang ada ritual Numplak makanan yang terbuat dari ketan dengan dicampur gula jawa

"Di mana dibuat? Di tempat tertentu namanya Panti Pareden yaitu di pelataran makanan. Diselenggarakan sekitar pukul 15.30 WIB. Diawali dengan bunyi gejok lesung atau kotekan untuk mengawali prosesi pembuatan Gunungan," tambahnya.

(Nanda Aria)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya