Yusuf -- yang berasal dari keluarga Kristen -- bertanya ke beberapa orang yang terlebih dahulu masuk Islam. Ia juga bertanya ke pendeta tentang agama, proses yang ia sebut sebagai due diligince (uji tuntas).
Keputusannya masuk Islam makin mantap ketika ia bertemu seorang Muslim yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang Islam, seperti penjelasan Islam soal Allah dan Nabi Muhammad. Ketika berbagai pertanyaan soal Islam terjawab, ia merasa yakin untuk masuk Islam.
Yusuf menghubungi satu masjid di dekat rumahnya dan mengucapkan kalimat syahadat, yang merupakan syarat untuk masuk Islam.
Dari sini, Yusuf memulai transisi untuk menjadi Muslim, dimulai dari meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak dibolehkan oleh Islam, hingga memanjangkan jambang dan selalu mengusahakan diri salat di masjid.
"Jujur saja transisi ini tidak mudah. Saya juga tahu, bagi perempuan yang ingin masuk Islam, transisinya lebih sulit. Saran saya, tabah dan teguh pendirian. Perempuan yang ingin masuk Islam memerlukan kekuatan yang lebih besar," ujarnya.
Yang juga membantunya masuk Islam adalah kelompok pengajian di London "Steps 2 Allah" yang dibina oleh Mohammad Hilaal, yang juga adalah keturunan pendiri organisasi Muhammadiyah di Indonesia, KH Ahmad Dahlan. Kelompok pengajian ini antara lain memfokuskan pada upaya membantu warga Inggris yang memutuskan masuk Islam.
Yusuf Oak adalah gambaran satu dari sekian banyak warga Inggris yang masuk Islam. Jumlahnya, menurut data pada 2019, sekitar 80.000 orang. Di Inggris, rata-rata 5.000 warga memeluk Islam setiap tahunnya, kata Adeem Younis, pendiri organisasi bantuan kemanusiaan Penny Appeal.