JAKARTA - Kepala Riset dan Advokasi Kebijakan Publik LBH PP Muhammadiyah, Gufroni menyebut, postingan peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengenai penentuan 1 Syawal 1444 Hijriah tendensius dan cenderung menyerang Muhammadiyah.
Hal ini disampaikan Gufroni saat menyampaikan laporan pengaduan ke kantor BRIN, Rabu (26/4/2023).
"Tetapi kalau kita telusuri dari unggahan yang beliau buat di mensos ini memang agak tendensius dan cenderung untuk menyerang Muhammadiyah," kata dia.
Bahkan status Thomas lanjut Gufroni memancing peneliti BRIN lainnya, Andi Pangerang Hasanuddin (APH) untuk berkomentar berupa ancaman 'halalkan darah semua Muhammadiyah'.
"Itu kan yang kemudian memancing saudara APH untuk membuat status soal apakah halal darahnya Muhammadiyah. Termasuk juga ancaman pembunuhan itu," ujarnya.
Dia menyimpulkan, bahwa komentar tersebut dapat membahayakan kader dan warga Muhammadiyah secara keseluruhan.
"Kalau kami, ini tentu menyangkut seluruh warga dan kader Muhammadiyah. Apalagi di situ ada kata 'akan kami bunuh satu per satu'. Kami menyimpulkan ini ancaman kepada warga Muhammadiyah secara keseluruhan," katanya.
Lebih lanjut pihaknya juga telah memaafkan perbuatan Thomas. Namun upaya hukum tetap berlanjut berdasarkan kehendak, saran atau harapan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
"Sebagai umat islam ya harus dimaafkan tetapi karena ini sesuatu yang fatal dan kategorinya pidana berat Menurut saya, ancaman pembunuhan, maka tentu kami serahkan ke kepolisian untuk menindaklanjuti laporan dari kami," katanya.