5 Fakta Perang Sudan yang Kian Memanas, Jumlah Korban Bikin Tercengang

DUBAI – Perang memanas antara tentara Sudan dan pasukan paramiliter masih terus berlangsung di pinggiran Khartoum pada Rabu, (26/4/2023), meski gencatan senjata telah disepakati kedua belah pihak.

Berikut 5 fakta perang Sudan yang kian memanas

1. Gencatan senjata diperpanjang

Militer Sudan pada Rabu (26/4/2023) malam mengatakan pemimpinnya, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, memberikan persetujuan awal pada rencana untuk memperpanjang gencatan senjata selama 72 jam lagi dan mengirim utusan militer ke ibu kota Sudan Selatan, Juba, untuk melakukan pembicaraan.

Angkatan bersenjata Sudan dan kelompok pasukan paramiliter RSF sebelumnya menyetujui gencatan senjata tiga hari yang akan berakhir Kamis, (27/4/2023) malam. Tidak ada tanggapan langsung dari RSF terhadap proposal dari Otoritas Pembangunan Antarpemerintah (IGAD), sebuah blok regional.

2. Proposal dibahas 3 negara

Militer mengatakan Presiden Sudan Selatan, Kenya dan Djibouti mengerjakan proposal yang mencakup perpanjangan gencatan senjata dan pembicaraan antara kedua kekuatan.

"Burhan berterima kasih kepada IGAD dan menyatakan persetujuan awal untuk itu," kata pernyataan militer tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.

3. Pertempuran panas terjadi di Omdurman

Wartawan Reuters melaporkan beberapa pertempuran terberat pada Rabu (26/4/2023) terjadi di Omdurman, sebuah kota yang bersebelahan dengan Khartoum di mana tentara memerangi bala bantuan RSF dari daerah lain di Sudan.

Tembakan senjata berat dan serangan udara terdengar hingga malam hari.

4. Perampokan di Khartoum

Di Khartoum, yang bersama dengan dua kota yang berbatasan merupakan salah satu daerah perkotaan terbesar di Afrika, geng bersenjata melakukan perampokan dan terjadi penjarahan yang meluas.

5. Tewaskan 512 orang

Sejak pertempuran meletus pada 15 April, serangan udara dan artileri telah menewaskan setidaknya 512 orang, melukai hampir 4.200 orang. Pertempuran memanas ini juga menghancurkan rumah sakit dan membatasi distribusi makanan di negara yang luas itu di mana sepertiga dari 46 juta orang sudah bergantung pada bantuan kemanusiaan.

Krisis ini juga membuat semakin banyak pengungsi melintasi perbatasan Sudan, dengan badan pengungsi PBB memperkirakan 270.000 orang dapat melarikan diri ke Sudan Selatan dan Chad saja.

(Susi Susanti)