Pergeseran dalam distribusi populasi suatu negara ke usia yang lebih tua – dikenal sebagai penuaan populasi – dimulai di negara-negara berpenghasilan tinggi (misalnya di Jepang 30% populasinya sudah berusia di atas 60 tahun), sekarang menjadi rendah dan menengah- pendapatan negara yang mengalami perubahan terbesar. Pada tahun 2050, dua pertiga populasi dunia yang berusia lebih dari 60 tahun akan tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Dekade Penuaan
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendeklarasikan 2021–2030 sebagai Dekade Penuaan Sehat PBB dan meminta WHO untuk memimpin pelaksanaannya. Dekade Penuaan Sehat PBB adalah kolaborasi global yang menyatukan pemerintah, masyarakat sipil, lembaga internasional, profesional, akademisi, media, dan sektor swasta selama 10 tahun tindakan terpadu, katalitik (zat-zat yang mempengaruhi lingkungan) dan kolaboratif untuk mendorong kehidupan yang lebih lama dan lebih sehat.
Dekade ini didasarkan pada Strategi dan Rencana Aksi Global WHO dan Rencana Aksi Internasional Madrid tentang Penuaan PBB dan mendukung realisasi Agenda PBB 2030 tentang Pembangunan Berkelanjutan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Terkait Dekade Penuaan Sehat PBB (2021–2030) diupayakan mengurangi ketidaksetaraan kesehatan dan meningkatkan kehidupan lansia, keluarga mereka, dan komunitas melalui tindakan kolektif di empat bidang. Yaitu mengubah cara kita berpikir, merasakan, dan bertindak terhadap usia. Kemudian mengembangkan masyarakat dengan cara menggairahkan kemampuan orang tua. Penting juga adalah memberikan perawatan terpadu yang berpusat pada orang dan layanan kesehatan primer yang responsif terhadap orang tua. Terakhir, menyediakan orang tua yang membutuhkan akses ke perawatan jangka panjang yang berkualitas. Sudahkah semua itu kita lakukan? Sudah ada Hari Manula Nasional di Indonesia tetapi benarkah pemerintah peduli pada Manula bukan hanya slogan dan proyek mercusuar?
Radio Pensiunan
Radio Pensiunan bukan program pemerintah tetapi mendukung kegiatan terkait dengan Manula selama sejalan. Antara kategori Pensiunan dengan Manula dapat dikatakan mirip, jika tidak ingin dikatakan sama, karena perdebatan bisa saja terjadi terkait dua istilah tersebut. Sudah Manula tapi masih kerja atau masih muda tapi sudah pensiun. Sebagai penggagas dan pendiri Radio Pensiun saya tidak ingin memperdebatkan kedua istilah Manula dengan Pensiun. Keberadaan Radio Pensiunan pada intinya merupakan media hiburan (begitulah karakter media radio siaran) untuk para calon pensiunan dan pensiunan. Mantan pensiunan? Saya punya keyakinan di Sorga Rumah Tuhan sana yang segalanya ada maka Mantan Pensiunan tetap bisa mendengakan siaran Radio Pensiun.
Radio Pensiunan hadir berawal dari pengamatan dan pengalaman, banyak perusahaan swasta maupun negara melupakan mantan karyawannya yang sudah pensiun. Begitu seorang pensiun maka selesai sudah perhatian perusahaan kepadanya mereka dianggap sebagai laskar tidak berguna. Tidak semua orang memiliki kegiatan baru seusia pensiun sehingga secara psicologis tidak merasa terbuang. Banyak orang Indonesia setelah pensiun menjadi "pejabat teras" alias tiap pagi hanya duduk di teras tanpa kegiatan. Menjadi pejabat teras seusia pensiun tidaklah menyenangkan lebih banyak menimbulkan kegelisahan, stres dan pikun bahkan tidak sedikit stroke. Radio Pensiunan berusaha menghibur mereka melalui lagu, siaran kata dan diskusi-diskusi kecil termasuk silaturahmi langsung.
Radio Pensiunan mengudara tanggal 3 Januari 2023 dalam format streaming menggunakan media internet sehingga jangkauannya dunia. Selama jaringan internet tersedia maka pendengar di desa, kota dan dunia seperti Eropa, Amerika, Asia, Cina dan semuanya dapat menikmati siaran Radio Pensiunan. Jumlah pendengarnya terus meningkat, terutama di Indonesia, karena para pensiunan merasa ditemani. Berbeda dengan negara maju, seperti d Prancis atau Eropa, misalnya, orang ingin segera pensiun karena masa pensiun dapat menikmati hidup indah. Pemerintah menjamin pensiun mantan pegawainya dengan menyenangkan sehingga sejuta orang mendemo Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang menaikan masa pensiun dari usia 62 tahun menjadi 64 tahun. Padahal kebijakan karyawan pensiun pada usia 64 tahun itu baru berlaku sepuluh tahun lagi. Berbeda di Indonesia banyak karyawan jika bisa jangan pernah pensiun oleh sebab pensiun masa tidak menyenangkan, penuh ketidakpastian.