MENU
Untuk Anda
Kanal
About Us
JAKARTA – Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur dikenal sebagai sosok yang humoris. Dia kerap melontarkan humor untuk membuat orang tertawa sekaligus meredakan ketegangan politik pada kala itu.
Salah satunya adalah humor yang diambil dari ‘Tertawa Bersama Gus Presiden Dur’ karya Hermawan Sulistyo. Alkisah, Gus Dur pernah berkunjung ke luar negeri yang mayoritas penduduknya keturunan Tionghoa.
Negeri pertama yang dikunjungi Gus Dur sebagai Presiden Republik Indonesia kala itu adalah Singapura. Warga pun sangat senang dengan kedatangan Gus Dur karena dikenal sebagai sosok yang pluralis.
Seluruh ballroom Hotel Shangri-la Singapore penuh sesak oleh tamu undangan, tidak ada satu kursi pun tersisa.
Selain para pejabat, mayoritas tamu undangan terdiri dari para pengusaha dan wakil negara-negara lain yang memiliki kedutaan besar di negeri negeri tersebut.
Gus Dur membuka salam dengan mengucapkan, "Ni hou." Sontak saja, ruangan itu dipenuhi dengan tepuk tangan.
Setelah itu, Gus Dur berpidato dalam bahasa Inggris. Ia mengatakan tidak bisa berbahasa China, tetapi memiliki hubungan dengan China.
Sang putrinya, yakni Yenny Wahid, adalah sinolog (ahli China) lulusan Universitas Indonesia (UI). Gus Dur melanjutkan bahwa salah seorang nenek moyangnya adalah migran China bermarga Tan yang datang ke Indonesia sekira 500 tahun lalu.
Sontak semua orang yang ada di dalam ballroom itu pun kembali memberikan oleh tepuk tangan untuk Gus Dur.
Pernyataan Gus Dur tersebut menimbulkan heboh. Terlebih di kalangan keluarganya, karena tidak ada catatan silsilah bahwa salah seorang nenek moyang mereka berasal dari China.
Gus Dur pun menjawab hal itu ketika berada di kamar hotel.
"Biarin saja, yang penting para pengusaha itu senang. Kalau penasaran, cari saja moyang saya 500 tahun yang lalu, kalau ketemu. Ha-ha-ha," ucapnya.
Seperti diketahui, marga (she) Tan adalah salah satu orang China yang paling kaya dengan jaringan luas di seluruh dunia.
(Susi Susanti)