BANDUNG - Musim kemarau mulai memasuki wilayah Jawa Barat (Jabar) bagian utara atau pantura, sedangkan wilayah lainnya masih musim hujan. BMKG memprediksi, puncak musim kemarau terjadi pada Juli hingga September 2023.
Hasil pemantauan BMKG terhadap 699 Zona Musim (ZOM) hingga akhir Mei 2023, menunjukkan bahwa sebanyak 28% (194 ZOM) di wilayah Indonesia sudah masuk periode musim kemarau dan 56% wilayah lainnya (392 ZOM) masih mengalami musim hujan.
BACA JUGA:
Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi wilayah Aceh bagian timur, Sumatera Utara bagian timur, Riau bagian timur, Bengkulu bagian barat, Lampung bagian selatan, Banten bagian utara, DKI Jakarta, Jawa Barat bagian utara, sebagian Jawa Tengah, DIY bagian selatan, sebagian wilayah Jawa Timur, sebagian Bali dan lainnya.
Sementara itu, sejumlah 16% (113 ZOM) lainnya merupakan wilayah yang mengalami kondisi basah atau kondisi kering sepanjang tahun (bertipe satu musim).
BACA JUGA:
"Puncak musim kemarau diprakirakan akan terjadi pada bulan bulan Juli, Agustus, dan September 2023, yaitu sebanyak 582 ZOM (83%). Dibandingkan dengan normal, Puncak Musim Kemarau 2023 diperkirakan sama pada 390 ZOM (55,8%), maju pada 174 ZOM (24,9%), dan mundur sebanyak pada 135 ZOM (19,3%)," terang Plt Kepala Pusat Perubahan Iklim BMKG, Fachri Rajab.
Dia juga menyampaikan bahwa prediksi hujan bulanan periode Juni-Oktober 2023 diprediksi dapat mencapai kondisi bawah normal (atau lebih kering dari rata-ratanya).
Wilayah yang diprediksi mengalami hujan dengan kategori bawah normal pada bulan Juni 2023 meliputi sebagian Aceh, sebagian Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tenggara, Sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.