JAKARTA – Kelompok desa binaan berhasil mengolah potensi desa. Namun, mereka masih kesulitan untuk melakukan pemasarannya.
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menekankan lewat Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD), terus berupaya mendongkrak laju perekonomian warga desa.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan memastikan serapan pasar terhadap produk kelompok desa binaan. Program ini digagas bersama Dana Internasional untuk Pembangunan Agrikultural (IFAD).
"Pendekatan dalam pembinaan ini kita ganti pada pendekatan pasar. Jadi bersama fasilitator dari kabupaten, kita riset kira-kira kebutuhan masyarakat apa dan mampu tidak kelompok binaan ini memenuhi," kata Institutional and Policy Analyst IFAD Rikola Fedri saat Supervisi program TEKAD, dalam keterangannya, Kamis (8/9/2023).
Mereka melakukan supervisi, salah satunya dengan menyambangi Desa Papang Kecamatan Satar Mese Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Adapun persoalan yang dihadapi, sulitnya permasaran produk unggulan desa meski mereka mampu mengolah potensi desa.
Hal tersebut menjadi keresahan di masyarakat, termasuk Kemendes PDTT bersama IFAD. Untuk itu, perlu dilakukan pendampingan serius mulai dari pengemasan hingga pemasaran.
"Terkadang juga hasil produksi sudah meningkat tetapi kalah dilihat secara rasional yang banyak dilirik ya yang sudah terkenal," ujar Fasilitator TEKAD, Victorius Jeraman.
Mulai pengemasan, kualitas, dan pemasaran, kata dia, perlu ada sentuhan teknologi agar hasilnya semakin bagus dan juga semakin cepat ada hasilnya.
Potensi sektor pertanian dan pertenakan ada di Kecamatan Satar Mase. Rencana usaha yang akan dikembangkan di daerah itu ternak babi dan jahe.
Pada 2022, kelompok desa binaan diberi jahe untuk dimanfaatkan. Hingga 2023, ketika dikembangkan menambah nilai manfaatnya dengan menghasilkan serbuk jahe.
Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa dan Direktur Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Investasi Desa hadir dalam surpervisi tersebut. Selain itu, juga ada Country Programme Officer Anissa Pratiwi, M&E Specialist Stania Yasin, dan Administrative Assistant Sarwendah Utami dan Procurement Specialist Masrina Sibadutar.
(Arief Setyadi )