Dia menjadi orang terakhir dalam sejarah Islam yang secara sah memegang gelar Al Hurra atau Ratu.
Tak bisa melupakan penaklukkan Granada, Sayyida Al Hurra kemudian melakukan perlawanan terhadap Spanyol dan Portugis. Perlawanan ini dia lakukan dengan membuat kekacauan di jalur perdagangan Laut Mediterania melalui pembajakan.
Sayyida menjalin aliansi dengan Khairuddin Barbarossa, laksamana Ottoman dan menargetkan kapal dagang Spanyol dan Portugis. Kru kapal dagang berhasil diserbu dan ditawan sehingga memaksa Portugis dan Spanyol bernegosiasi dan membayar tebusan dengan jumlah yang besar kepada Sayyida.
Kekayaan dan kekuatannya membuat Sayyida diperhitungkan di Afrika Utara. Sultan Maroko, Ahmed Al Wattasi, menyadari situasi tersebut dan mengusulkan untuk menikahi janda ini. Tidak lama kemudian, mereka berencana membentuk aliansi. Sayyida pun setuju dengan syarat, sang sultan berangkat ke Tetouan untuk menikahinya.