PRANCIS - Prancis telah melarang penjualan, kepemilikan, dan pengangkutan semua kembang api selama perayaan Hari Bastille mendatang.
Seperti diketahui, Hari Bastille menandakan dimulainya Revolusi Perancis, lebih dari 200 tahun yang lalu.
Pemerintah mengeluarkan dekrit pada Minggu (9/7/2023) yang melarang "artikel piroteknik" untuk perayaan 14 Juli yang menandai hari nasional Prancis.
Dikutip BBC, langkah itu dilakukan setelah kerusuhan yang dipicu oleh pembunuhan polisi bulan lalu terhadap Nahel M yang berusia 17 tahun oleh polisi di Nanterre.
Namun, larangan tersebut tidak berlaku untuk pertunjukan kembang api resmi yang diselenggarakan oleh otoritas setempat.
"Untuk mencegah risiko gangguan serius terhadap ketertiban umum selama perayaan 14 Juli, penjualan, pengangkutan, pengangkutan, dan penggunaan barang piroteknik dan kembang api akan dilarang di wilayah nasional hingga 15 Juli secara inklusif," kata dekrit tersebut, yang diterbitkan dalam surat kabar resmi Perancis.
Kembang api adalah senjata populer selama minggu kerusuhan, termasuk beberapa kekerasan perkotaan terburuk di Prancis selama hampir 20 tahun.
Dan bahkan di waktu normal, acara di alun-alun dan jalan-jalan pada malam Hari Bastille sering diganggu di tahun-tahun sebelumnya oleh para pemuda yang melempar petasan.
Perdana Menteri (PM) Élisabeth Borne mengatakan bahwa selain pembatasan kembang api, kehadiran keamanan "besar-besaran" akan dikerahkan untuk menjaga perdamaian dan "untuk melindungi Prancis selama dua hari sensitif ini".
Dia mengatakan kepada surat kabar Le Parisien bahwa banyak orang "cukup khawatir" tentang kemungkinan insiden kekerasan baru selama hari libur nasional.
Menurut angka resmi, lebih dari 3.700 orang ditahan polisi sehubungan dengan protes baru-baru ini, termasuk setidaknya 1.160 anak di bawah umur.
(Susi Susanti)