"Ia mencatat, gadis bule HBS pertama yang jadi kekasihnya bernama Pauline Gobee, anak salah seorang gurunya di HBS. Pauline dikisahkan sebagai seorang gadis yang cantik, dan Soekarno tergila-gila kepadanya," ucap Roso.
Kemudian, cinta Soekarno beralih ke gadis putih lain bernama Laura. Soekarno juga memuja Laura. Tapi tak berlangsung lama. Perburuan cinta Soekarno, berhasil menangkap seorang kekasih bule yang nomor tiga.
"Mungkin Soekarno tidak benar-benar mencintai. Buktinya, ia sendiri lupa akan namanya. Yang ia ingat, gadis itu dari keluarga Raat, seorang Indo yang punya beberapa putri cantik. Yang juga ia ingat, rumah keluarga Raat adalah berlawanan arah dengan rumah yang ditinggali Soekarno. Sekalipun begitu, selama berbulan-bulan pacaran, Bung Karno rela tiap hari jalan berputar arah hanya untuk gadis pujaannya," paparnya.
Tambatan hati keempat adalah seorang noni Belanda nan cantik. Soekarno ingat betul namanya yakni Mien Hessels. Seketika, Mien Hessels mampu menutup lembaran-lembaran indah Soekarno muda bersama Pauline, Laura dan juga putri keluarga Raat.
"Mien Hessels telah menyihir Soekarno menjadi gelap mata. Soekarno memuja Mien Hessels sebagai kembang tulip berambut kuning berpipi merah mawar. Kulitnya halus selembut kapas. Rambut blondenya ikal mayang. Pribadinya memesona. Soekarno bahkan merasa rela mati untuk mendapatkan gadis pujaannya. Usia Soekarno 18 tahun, ketika itu,” papar Roso.
Soekarno benar-benar nekad. Suatu hari, ia menetapkan hati melamar Mien Hessels. "Mengenakan busana terbaik, bersepatu pula, Soekarno duduk di kamar, melemaskan lidah, menghafal kata, melatih bicara: Melamar Mien Hessels menjadi istrinya!',tambahnya.