Bersama Warga Banten, Gardu Ganjar Meriahkan Tradisi Ngabubur Suro

Arief Setyadi , Jurnalis
Jum'at 28 Juli 2023 19:11 WIB
Gardu Ganjar (Foto: Ist)
Share :

JAKARTA - Setiap bulan Muharam, masyarakat Kabupaten Pandeglang, Banten memiliki tradisi unik. Mereka akan ngabubur suro pada 10 Muharam 1445 Hijriah yang bertepatan dengan Jumat (28/7/2024).

Kelompok sukarelawan Ganjar Pranowo yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Desa Untuk (Gardu) Ganjar ikut melestarikan tradisi kebudayaan itu. Bersama warga, mereka ikut ngabubur suro di Kabupaten Pandeglang.

"Hari ini mengadakan (pembuatan) bubur suro. Sudah tradisi kebiasaan masyarakat kami. Adanya, di Kampung Bengkok, Desa Karyasari, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten," kata Koordinator Gardu Ganjar Daerah Pandeglang, Muhlis dalam keterangannya.

Kegiatan ngabubur suro digelar secara serentak di empat lokasi yang tersebar di Desa Karyasari, Kecamatan Cikendal dan Desa Sukamersari Kecamatan Kalanganyar. Gardu Ganjar menggagas kegiatan ini bersama warga sebagai gambaran relawan Ganjar Pranowo hadir untuk semua.

Dalam kegiatan ini sekaligus untuk menyosialisasikan dan menggalang dukungan untuk bakal calon presiden 2024-2029, Ganjar Pranowo dari warga Kabupaten Pandeglang.

Menurut Muhlis, warga menyambut hangat keterlibatan kelompok sukarelawan Ganjar. Sehingga kegiatan tersebut bisa berjalan lancar dan meriah.

"Alhamdulillah, respons ibu-ibu semua. Kami mengadakan (kegiatan ini) sambil mendoakan (Ganjar menjadi Presiden 2024) di pagi hari ini, Jumat barokah. Mudah-mudahan Pak Ganjar ini dikabul sama Gusti Allah SWT menjadi nomor satu di Indonesia yaitu Presiden," ujarnya.

Ngabubur suro, dijelaskan Muhlis berasal dari kata bubur suro atau sura berasal dari kata Asyura yakni hari ke-10 bulan Muharam dalam penanggalan kalender Hijriah yang dipakai umat muslim. Bubur tersebut dipercaya muncul dari kisah Nabi Nuh AS.

Kala itu terjadi banjir besar yang menenggelamkan dunia pada zaman dahulu. Sehingga umat yang selamat di atas perahu harus menghemat perbekalan makanannya.

"Masak bubur, tanggal 10 Muharam itu harus merayakan bubur suro. Bahan-bahannya, beras, kacang, bumbu-bumbu, sop. banyak ya tata caranya," kata Adawiyah, salah seorang warga yang berpartisipasi.

Makna dari tradisi ini adalah menanamkan sikap gotong-royong karena proses memasaknya yang dilakukan secara bersama-sama, terutama kalangan ibu-ibu. Sikap semacam ini kian menjadikan Indonesia Tangguh.

Metode dan alat-alat tradisional yang digunakan dalam proses pembuatan bubur seperti kompor kayu bakar. Kemudian, diaduk secara manual dengan tangan selama sekitar dua jam.

Tradisi tersebut meningkatkan jiwa sosial karena bubur yang sudah jadi. Kemudian, dibagikan kepada orang yang membutuhkan dan anak yatim.

"Masaknya, beras dulu dimasukkan ke kuali terus pakai air, pakai api (dimasak), terus dikocek-kocek sambil membacakan hafalan (ayat suci Al Quran) atau selawat hasbunallah wanikmat wakil nikmal maula wanikmannasir. Iya, (buburnya) dibagikan ke warga yang membutuhkan," ujarnya.

Warga berharap, Ganjar Pranowo akan memperhatikan wilayah Banten. Terutama dalam pembangunan infrastruktur jalan dan bantuan untuk masyarakat miskin, sehingga masyarakat menjadi sejahtera.

"Mudah-mudahan Pak Ganjar mendapatkan (menjadi presiden) yang terpilih untuk kita semua yang lagi miskin-miskinnya harap diperhatikan. Ke desa-desa harus terjun, bagaimana keadaan desa bagaimana keadaan kecamatan," kata Adawiyah.

Mereka pun siap mendukung Ganjar Pranowo menjadi Presiden Indonesia.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya