Peringatan kedua negara itu menandai perubahan signifikan yang dapat meningkatkan situasi yang bergejolak di wilayah yang memerangi pemberontakan militan Islam.
Niger, yang kaya akan uranium, telah menjadi sekutu utama Barat dalam memerangi ekstremisme jihadis di Sahel. Baik Prancis dan Amerika Serikat (AS) memiliki pangkalan militer di sana.
Setelah para pemimpin militer Mali memilih untuk bermitra dengan tentara bayaran Wagner Rusia pada 2021, Prancis memindahkan pusat operasi kontrateror regionalnya ke Niger.
Selain Prancis, negara lain yang berencana melakukan evakuasi warganya dari Niger adalah Italia, yang mengatakan ada sekira 90 orang Italia di Niamey dan kurang dari 500 orang total di Niger. Spanyol juga bersiap mengevakuasi lebih dari 70 warga Spanyol melalui udara, menurut laporan Reuters.
Inggris tidak mengorganisir evakuasi dan mendesak warga negaranya di Niger untuk tetap tinggal di dalam rumah, sementara Uni Eropa mengatakan tidak berencana untuk memindahkan stafnya untuk saat ini.