Melihat Kediaman Tadashi Maeda Lokasi Soekarno-Hatta Lahirkan Teks Proklamasi

Qur'anul Hidayat, Jurnalis
Minggu 13 Agustus 2023 07:02 WIB
Bekas kediaman Lakasamana Muda Tadashi Maeda yang jadi lokasi lahirnya teks proklamasi. (Foto: Dok Okezone)
Share :

SEBUAH rumah di Jalan Imam Bonjol No.1, Jakarta Pusat menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi dan bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Rumah tersebut menyimpan sejarah penting detik-detik kemerdekaan Indonesia.

Rumah tersebut sempat jadi kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda. Meski orang Jepang, nama Tadashi Maeda begitu harum bagi masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, dia secara sukarela mengizinkan rumahnya dijadikan tempat merumuskan teks proklamasi.

Di bekas rumah dinas perwira Kaigun (Angkatan Laut Jepang) itulah, Ir. Soekarno bersama Mohammad Hatta dan Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo berembug melahirkan teks proklamasi.

Rumah tersebut bergaya arsitektur Eropa (Art Deco) dengan bangunan dua lantai yang dirancang arsitek Belanda, J.F.L. Blankenberg. Rumah tersebut didirikan pada 1927.

Pemilik pertamanya adalah Asuransi Jiwasraya yang dulu bernama Nederlandsch Indiesche Levensverzekering en Liffrente Maatschappij (NILLMIJ). Konsulat Jenderal Inggris kemudian sempat menempati rumah ini ketika Perang Pasifik pecah. Lalu ketika Jakarta sudah dikuasai Jepang, rumah tersebut dicaplok Teikoku Kaigun (AL Jepang), untuk digunakan sebagai Kantor Penghubung AL dan AD Jepang yang dikepalai Maeda.

Pasca-kemerdekaan, sejumlah bangunan dinasionalisasikan, tak terkecuali rumah bekas Maeda ini. NILLMIJ yang sudah menjadi Asuransi Jiwasraya di bawah kewenangan Departemen Keuangan pada masa itu, kembali menempati rumah ini hingga 1961.

Di tahun itu, rumah ini ditempati Kedutaan Besar Inggris selama dua dekade. Perpustakaan Nasional juga tercatat pernah menjadikan rumah ini sebagai kantornya hingga 1982.

Namun setelah itu rumah ini ditinggalkan dan dalam kondisi kosong selama lima tahun. “Dulu rumah ini depannya tertutup seng saja. Enggak ada orang yang tahu bahwa dulu ini rumah bersejarah,” jelas kurator Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jaka Perbawa, beberapa waktu lalu.

“Tahun 1982 atas inisiatif Mendikbud saat itu, Prof. Nugroho Notosusanto, rumah ini diinstruksikan jadi museum. Tapi tentunya setiap museum harus punya kisah dan koleksi. Untuk melengkapi semua yang ada di sini, kami mewawancarai tokoh-tokoh, sampai menghubungi Kedutaan Besar Jepang,” tambahnya.

Dari Kedubes Jepang itulah didapati kontak mantan sekretaris rumah tangga Maeda, yakni Satsuki Mishima. “Dari beliaulah kami mengetahui semua tata letak barang-barang, furniture di rumah ini,” lanjut Jaka.

Untuk koleksi di museum ini, semua koleksinya sudah merupakan replika, baik meja-kursi ruang tamu, ruang makan, mesin tik yang digunakan Sajuti Melik untuk mengetik teks tulisan tangan Soekarno, serta piano tempat Soekarno dan Mohammad Hatta menandatangani teks proklamasi usai diketik Sajuti Melik.

Adapun di halaman belakang, terdapat satu bunker perlindungan yang memang jadi ciri khas rumah-rumah yang dibangun orang Belanda di masa itu. Ketika rumah ini ditempati Maeda, bunker tersebut dijadikan tempat penyimpanan berbagai dokumen.

Adapun di lantai dua, terdapat sejumlah foto, baik tokoh-tokoh sedari era pergerakan pemuda, hingga perjalanan negeri ini ketika baru diakui Belanda pada 27 Desember 1949. Satu foto Maeda juga terpampang di satu sudut ruangan lantai dua ini.

(Qur'anul Hidayat)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya