QUITO – Politikus Ekuador Andrea González, yang akan bersaing dalam pemilihan umum Ekuador pekan ini sekarang memakai rompi antipeluru 24 jam sehari. Ini dilakukan setelah meningkatnya pembunuhan politik di negara Amerika Selatan itu.
Pekan lalu, calon presiden (Capres) dari partai Construye, Fernando Villavicencio, ditembak tiga kali di kepala setelah kampanye di ibu kota, Quito.
González, (36), akan tetap menjadi calon wakil presiden dari partai Construye, sebagai pasangan dari Christian Zurita. Dia adalah seorang jurnalis yang menyelidiki korupsi - seperti yang dilakukan Fernando Villavicencio.
"Saya tidak akan membiarkan warisan Fernando mati," kata González kepada program Newshour BBC.
"Bagi saya itu sangat pribadi dan sulit untuk tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada teman saya. Saya mengenakan rompi antipeluru 24 jam (sehari)," katanya.
Villavicencio, (59), seorang jurnalis dan anggota majelis nasional Ekuador, ditembak saat ia meninggalkan kampanye di Quito pada Rabu, (9/8/2023) lalu - 11 hari sebelum pemilihan presiden.
Satu penyerang tewas dalam baku tembak dengan polisi, sementara beberapa lainnya melarikan diri sebelum kemudian tertangkap.
Kematiannya mengejutkan negara yang sebagian besar telah lolos dari kekerasan geng narkoba selama puluhan tahun, perang kartel, dan korupsi yang telah merusak banyak negara tetangganya. Namun, kejahatan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh pertumbuhan kartel narkoba Kolombia dan Meksiko.
Kampanye Villavicencio berfokus pada korupsi dan geng, dan dia adalah salah satu dari sedikit kandidat yang menuduh hubungan antara kejahatan terorganisir dan pejabat pemerintah di Ekuador.
"Kami berada di ambang menjadi negara narco," kata González, mengacu pada meluasnya kekuasaan kartel narkotika.
"Kami benar-benar yakin bahwa ini adalah pembunuhan politik, lebih dari geng dan kejahatan terorganisir. Ada perasaan politik dalam hal ini, ada niat politik dalam hal ini," tambahnya sebagaimana dilansir BBC.
"Tiga hari sebelum debat dan Fernando dengan jelas mengatakan bahwa dia memiliki informasi yang sangat rumit yang akan mengubah jalannya pemilihan ini. Informasi itu tidak pernah terungkap."
González, yang kariernya terutama berfokus pada masalah lingkungan, mengatakan bahwa tingkat kekerasan ini telah menjadi hal yang normal dalam politik Ekuador.
Awalnya partainya ingin dia menggantikan Villavicencio sebagai calon presiden, tetapi kemudian pejabat partai memutuskan untuk mempertahankannya sebagai cawapres dan memilih Christian Zurita sebagai penggantinya. Mereka khawatir dia bisa didiskualifikasi, karena dia sudah terdaftar sebagai calon wakil presiden.
Karena surat suara sudah dicetak, nama Fernando Villavicencio akan tetap ada di surat suara.
Kekerasan tidak berhenti sejak penyerangan terhadap kandidat. Pedro Briones, seorang pemimpin lokal dari Partai Revolusi Warga sayap kiri di Esmeraldas, ditembak mati oleh orang-orang bersenjata yang mengendarai sepeda motor di rumahnya pada Senin, (14/8/2023).
"Setiap dari kita terpapar pada tingkat kekerasan ini," kata González.
“Membawa anak Anda ke sekolah sudah berisiko tinggi. Setiap kali Anda berhenti di lampu lalu lintas, Anda terkena tembakan atau bom di samping mobil Anda.
"Tingkat kekerasan yang dialami Ekuador belum pernah terlihat sebelumnya."
Tapi dia mengatakan ini tidak akan menghentikan upayanya untuk mencapai apa yang diimpikan oleh mentornya.
"Saya merasakan banyak beban di pundak saya," katanya.
(Rahman Asmardika)