Salah satu elemen yang menambah keunikan cerita ini adalah keberadaan ikan bulus di sumber mata air Tuk Padukan. Konon katanya, lanjut Joko, ikan bulus ini memiliki peran sebagai penjaga sumber air ini. Bahkan, ada satu kisah misterius yang mengelilingi ikan bulus tersebut.
Diceritakannya, suatu ketika ada seorang pedagang sapi dari luar daerah yang datang untuk mandi di Tuk Padukan secara kebetulan melihat ikan bulus tersebut muncul dan merasa terpikat tanpa pikir panjang, pedagang tersebut menangkap ikan bulus tersebut dan membawanya pulang untuk dimasak.
Tak lama setelah sang pedagang membawa ikan bulus itu, petaka mulai menghampiri. Istri sang pedagang meninggal secara tiba-tiba. Meskipun hubungan antara kejadian ini dan ikan bulus belum terbukti secara ilmiah, masyarakat setempat meyakini bahwa ikan bulus tersebut memiliki kekuatan magis dan menjadi penunggu sumber mata air yang tak pernah kering.
“Ceritanya sudah lama sekali, tapi saya masih ingat betul cerita yang berseliweran dari mulu ke mulut ini,” katanya.
Bagi Joko dan warga sekitar, Tuk Padukan bukan hanya tentang air yang tak pernah kering, tapi juga tentang cerita yang telah melekat dalam hati dan pikiran masyarakat Kalidadap I. Kepercayaan, harapan, dan keajaiban terus mengalir bersama air dari mata air ini. Lokasinya yang berada di Tengah perkampungan, dikelilingi oleh pepohonan tua, semakin menambah kesan mistis dan sakral dari tempat ini.
(Arief Setyadi )