Siasat Licik PKI Benturkan NU dengan Masyumi

Solichan Arif, Jurnalis
Kamis 07 September 2023 11:16 WIB
Siasat Licik PKI Benturkan NU dengan Masyumi/ist
Share :

KEDIRI - Dinamika politik Indonesia dengan adanya lima partai besar, yakni PNI, Masyumi, NU, PKI dan PSI terus bergeliat. Pertarungan politik untuk saling menjatuhkan antara elit partai, terus terjadi.

Setelah Pemilu 1955 di mana Masyumi dan PSI kemudian dibekukan pemerintahan Soekarno atau Bung Karno karena dianggap terlibat pemberontakan PRRI/Permesta, suhu politik nasional semakin memanas.

Meningkatnya suhu politik tidak lepas dari manuver orang-orang PKI yang terus berusaha menjadi pemenang tunggal percaturan politik nasional. PKI terus berusaha menggilas orang-orang eks Masyumi.

Pasalnya, meski telah dibekukan, orang-orang eks Masyumi masih leluasa bergerak melalui organ sayap afiliasi partai yang oleh pemerintah tidak ikut dinyatakan terlarang.

Orang-orang eks Masyumi masih bergiat di GPII (kelompok pemuda), PII (Pelajar), HMI (Mahasiswa), W.Islam (Perempuan), GTII (Petani), Gasbindo (Buruh) dan HSBI (Seni Budaya).

Langkah pengganyangan PKI adalah dengan mencoba membenturkan eks Masyumi dengan NU yang saat itu tinggal satu-satunya parpol terkuat dari kelompok Islam. PKI berusaha merusak ukhuwah Islamiyah antara NU dengan Masyumi.

PKI meminta Bung Karno membubarkan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) yang merupakan afiliasi Masyumi di lingkungan kampus. Harapannya Bung Karno akan meminta dukungan NU dalam mengambil langkah pembubaran itu.

Karena dalam waktu yang belum lama, yakni 10 Oktober 1963, HMI Yogyakarta dan Jakarta telah menyerang NU, PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan Menteri Agama Saifuddin Zuhri.

Kala itu, Bung Karno memang meminta dukungan NU. Namun jawaban yang didapat dari NU justru telah mengejutkan Soekarno. Meski Masyumi merupakan rival politik dan HMI pernah mensabotnya, NU tidak ingin melakukan tindakan balas dendam.

“NU tidak ingin HMI ikut dibubarkan, karena tidak terlibat pemberontakan PRRI. Oleh karena itu NU menolak permintaan Bung Karno dan dengan gigih membela HMI karena NU tahu apa yang dilakukan Bung Karno merupakan provokasi PKI untuk mempreteli satu-persatu kekuatan Islam,” demikian dikutip dari buku Benturan NU PKI 1948-1965 (2013).

Sikap NU menolak pembubaran HMI diperlihatkan blak-blakan. Menteri Agama Kiai Saifuddin Zuhri berdebat keras dengan Bung Karno. Bahkan Kiai NU itu mengancam mengundurkan diri sebagai menteri jika Soekarno memaksakan membubarkan HMI.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya