Pergolakan Kesultanan Islam, dari Pengaruh Beda Aliran hingga Rebutan Lada Aceh

Avirista Midaada, Jurnalis
Minggu 10 September 2023 06:15 WIB
Ilustrasi (Foto: Ist)
Share :

MALANG - Pergolakan kerajaan Islam disebabkan perbedaan mahzab atau aliran konon pernah terjadi ketika awal berdirinya di Nusantara. Pergolakan kekuasaan di masa kesultanan Islam juga muncul antara dinasti.

Saat itu, terjadi perebutan kekuasaan antara dinasti Sayid Aziz dan dinasti Marah adalah perebutan kekuasaan antara dinasti asing dan dinasti pribumi. Yang diperebutkan sebenarnya adalah hasil lada yang dikuasai oleh sultan Perlak dan diekspor melalui Bandar Perlak.

Menurut musafir Arab dan Tionghoa, penanaman lada di Aceh telah dikenal sejak abad ke-9, yakni di daerah Nampoli, Perlak, Lamuri dan Samudera. Lada Aceh itu kiranya berasal dari Malagasi.

Pada abad ke-7 dan ke-8 sebagaimana dikutip dari "Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara" dari Prof. Slamet Muljana, penanaman lada telah dikenal di Malagasi. Hasil lada di Malagasi dijadikan bahan perdagangan oleh pedagang-pedagang Arab dan Persi di sepanjang pantai Asia dan di benua Eropa.

Pedagang-pedagang Persi dan Arab, yang banyak berlayar ke pantai timur Sumatra, membawa dagangan lada dan mencoba menanam lada di daerah Aceh. Perlak dijadikan bandar utama di pantai timur Sumatra bagian utara untuk ekspor lada, karena eskpor lada mendatangkan banyak keuntungan.

Maka pedagang-pedagang asing dari Mesir, Persi dan Gujarat, yang datang di pelabuhan Perlak dan kemudian menetap di situ, ingin menguasai seluruhnya hasil lada yang sejak semula dikuasai oleh Marah Perlak. Salah se-lorang pedagang Arab berhasil kawin dengan putri Marah Perlak.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya