Nasib Kerajaan Sunda Pasca-Raja dan Pejabatnya Tewas di Perang Bubat

Avirista Midaada, Jurnalis
Sabtu 16 September 2023 06:30 WIB
Illustrasi (foto: dok Okezone)
Share :

Sementara Tohaan di Galuh dimakamkan di Gunungtiga, pendeknya dapat dipastikan bahwa Sri Baduga Maharaja yang terdapat dalam Prasasti Batutulis sama dengan Ratu Jayadewata dalam Carita Parahiyangan. Gelar Sri Baduga yang lengkap pun menggunakan Sang Ratu Dewata.

Pada Carita Parahiyangan disebutkan bahwasannya Ratu Jayadewata adalah yang dimakamkan di Rancamaya, sedangkan oleh Poerbatjaraka kata Rancamaya diartikan berbuat khianat, sama artinya dengan kata kalawisaya.

Oleh sebab itu, wajar bila Poerbatjaraka menyamakan tokoh Maharaja dengan Ratu Jayadewata alias Sri Baduga Maharaja. Alhasil tokoh Sri Baduga Maharaja dianggap gugur di Bubat. Kuncinya berada dalam kata rancamaya, bagaimana juga Rancamaya adalah nama tempat.

Berdasarkan posisinya dari Pakuan Pajajaran, dapat dipastikan bahwa Rancamaya yang dimaksud dalam Carita Parahiyangan tentu adalah Desa Rancamaya jauhnya kurang lebih 7 kilometer tenggara Kota Bogor.

Sri Baduga Maharaja adalah cucu Wastu Kencana, sedangkan Maharaja yang gugur di Bubat ternyata ayah Wastu Kencana. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa masa hidup Sri Baduga Maharaja setelah terjadinya Perang Bubat. Ketika Perang Bubat terjadi konon, Sri Baduga Maharaja belum ada di dunia, maka mustahil jika ia turut ikut di Perang Bubat, bahkan meninggal dalam perang.

Sejak Wastu Kencana memerintah hingga Raja Pajajaran terakhir, masa pemerintahan kedelapan raja jumlahnya 206 tahun. Selisih waktu antara Perang Bubat dan runtuhnya Pajajaran akibat serangan Banten adalah 222 tahun.

(Awaludin)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya