Ketiga negara bagian tersebut adalah anggota aliansi G5 Sahel yang didukung Prancis bersama Chad dan Mauritania, yang diluncurkan pada 2017 untuk mengatasi kelompok militan Islam di wilayah tersebut.
Mali telah meninggalkan organisasi yang tidak aktif tersebut setelah kudeta militer, sementara Presiden Niger yang digulingkan Mohamed Bazoum mengatakan pada Mei tahun lalu bahwa pasukan tersebut sekarang “mati” setelah kepergian Mali.
Hubungan antara Perancis dan ketiga negara tersebut memburuk sejak kudeta.
Prancis terpaksa menarik pasukannya dari Mali dan Burkina Faso, dan berada dalam ketegangan dengan junta yang merebut kekuasaan di Niger setelah junta meminta junta menarik pasukannya dan duta besarnya.
Prancis menolak mengakui otoritas junta.
(Rahman Asmardika)