GROBOGAN - Media sosial (medsos) ramai membahas ulah tidak terpuji seorang oknum anggota Bhabinkamtibmas di Grobogan, Jawa Tengah.
Dari rekaman CCTV tampak, oknum Bhabinkamtibmas tersebut tampak tengah menganiaya dua pemuda di sebuah bengkel sepeda motor. Sementara satu di antaranya masih di bawah umur.
Dalam rekaman CCTV juga terlihat anggota Bhabinkamtibmas tersebut memukul kemudian mencekik dan menempelkan telinga korban di cerobong knalpot dengan cara dihimpit dengan kedua kakinya sambil menyalakan mesin motor.
Diketahui video tersebut berdurasi empat menit dan 14 detik. Seorang anggota Bhabinkamtibmas yang mengenakan kaos kerah berwarna merah memanggil seorang pemuda FD (17) dari depan rukonya.
Pemuda yang masih di bawah umur ini kemudian datang mendekat ke pelaku, Aipda Agung Suwignyo. Pelaku langsung melayangkan pukulan ke wajah pelaku hingga beberapa kali.
Kemudian pelaku memanggil Riko Tri Santoso (20), yang merupakan teman satu bengkel dengan korban FD.
Sementara itu Riko juga mendapatkan penganiayaan oleh pelaku beberapa kali kepala korban dipukul berkali-kali hingga pelaku puas. Tak hanya sampai di situ, kepala Riko juga ditempelkan di depan cerobong knalpot dengan cara dijepit dengan menggunakan kedua kaki pelaku, dan mesin sepeda motor riko kemudian dinyalakan dan digeber-geber pelaku.
Riko mengatakan bahwa saat itu dirinya bersama FD dan rekan bengkel lainnya tengah memperbaiki sepeda motor pelanggan. Lalu setelah selesai di servis, sepeda motor tersebut kemudian dicoba korban dengan cara dinyalakan dan kemudian digeber untuk mengecek kondisi mesin.
Ia menambahkan bahwa lokasi ruko berdampingan dengan bengkel sehingga otomatis suara bising sepeda motor terdengar dan dianggap mengganggu.
BACA JUGA:
"Tak terima suara bising tersebut pelaku kemudian keluar ruko dan menganiaya kedua korban. Kedua korban kemudian melaporkan kejadian penganiayaan ini ke Provos Polres Grobogan," kata paman Riko, Suharno, Senin (18/9/2023).
BACA JUGA:
Suharno menambahkan bahwa pelaku merupakan warga Baturagung dan tinggal berdekatan dengan rumah korban. "Warga mengaku sudah muak dengan perilaku pelaku karena sering berbuat arogan dan semena-mena dengan warga," tuturnya.
Warga mengaku tidak berani melawan oknum polisi arogan tersebut karena takut selalu diancam dan diintimidasi oleh pelaku. Saat ini korban masih mengalami trauma dan tidak berani bekerja dan sekolah.
"Keluarga korban dan warga Baturagung meminta agar aparat kepolisian menindak tegas anggotanya yang selama ini dianggap sangat meresahkan warga," tuturnya.
(Fakhrizal Fakhri )