Banjir Libya 50 Kali Lebih Mungkin Terjadi karena Polusi yang Picu Pemanasan Global hingga Curah Hujan Mematikan

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 20 September 2023 14:05 WIB
Banjir dahsyat Libya tewaskan hampir 6.000 orang dan 10.000 hilang (Foto: AFP)
Share :

Namun sejauh ini dampak yang paling parah terjadi di Libya. Mendapatkan energi dari air hangat yang luar biasa di Mediterania, Badai Daniel menyebabkan curah hujan mencapai rekor tertinggi di bagian timur laut negara tersebut, menyebabkan runtuhnya dua bendungan dan mengakibatkan gelombang air setinggi 7 meter (23 kaki) menghantam wilayah tersebut yakni Kota Derna, menyapu manusia dan bangunan ke laut.

Perkiraan resmi menunjukkan sekitar 4.000 orang tewas, sedangkan lebih dari 10.000 orang masih hilang.

Untuk memahami dampak perubahan iklim terhadap kemungkinan dan intensitas curah hujan lebat ini, para ilmuwan WWA menganalisis data iklim serta model iklim, yang memungkinkan mereka membandingkan iklim saat ini – sekitar 1,2 derajat Celcius lebih hangat dibandingkan tingkat pra-industri – dengan iklim dunia tanpa perubahan iklim.

Mereka menemukan bahwa di Libya, perubahan iklim tidak hanya meningkatkan kemungkinan terjadinya curah hujan ekstrem hingga 50 kali lipat, namun juga meningkatkan intensitas curah hujan hingga 50%.

Laporan tersebut menemukan bahwa peristiwa separah yang dialami negara ini adalah kejadian yang tidak biasa bahkan di iklim yang lebih hangat saat ini, dan diperkirakan akan terjadi setiap 600 tahun sekali.

Bagi Yunani, Turki, dan Bulgaria, perubahan iklim membuat curah hujan 10 kali lebih besar dan 40% lebih deras.

Menurut laporan tersebut, jenis curah hujan ekstrem yang dialami wilayah ini kemungkinan besar terjadi setiap 10 tahun sekali.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya