MEDIA sosial diramaikan dengan berita viral yang melaporkan bahwa bunga kini bermekaran di Antartika akibat pemanasan global. Hanya dua spesies tumbuhan berpembuluh yang dapat tumbuh di ekosistem Antartika, yaitu rumput rambut Antartika dan lumut mutiara Antartika.
Meskipun berita mengenai mekarnya tumbuhan di Antartika itu kurang lebih akurat, gambar yang beredar menyertai berita itu ternyata tidak berasal dari benua putih tersebut.
Beberapa posting di media sosial menunjukkan gambar sebenarnya dari tanaman di Antartika, namun sebagian besar mewakili lanskap yang berbeda sama sekali. Misalnya, vegetasi yang digambarkan dalam tweet Daily Loud pada 22 September adalah gambar lanskap dari Greenland.
Meskipun bunga melambangkan kebahagiaan dan kegembiraan, tumbuhnya bunga di Antartika membawa kabar buruk. Menurut para ilmuwan, peningkatan pertumbuhan bunga di Antartika secara tiba-tiba disebabkan oleh pemanasan global dan dapat mengganggu stabilitas ekosistem lokal.
Tetapi, terlepas dari berita buruk itu, warganet banyak yang menanggapinya dengan humor, bahkan dengan meme. Tidak sedikit warganet yang menanggapi laporan tersebut dengan enteng, demikian dilansir dari Sportskeeda.
Sebuah catatan konteks mencegat postingan Daily Loud tentang topik tersebut dan menyatakan bahwa gambar vegetasi tersebut palsu dan telah dibantah tahun lalu. Catatan tersebut menyatakan bahwa gambar tersebut berasal dari Greenland dan memberikan link ke artikel La Republica yang membuktikan hal yang sama. Menurut Dreamstime.com, gambar tersebut berasal dari Teluk Disko di Greenland Barat dan disumbangkan oleh Sergey Uryadnikov.
Warganet banyak berkomentar tentang keseluruhan kejadian yang dilaporkan itu, beberapa orang mengkhawatirkan masa depan, namun sebagian besar pengguna X, sebelumya Twitter, hanya bercanda tentang hal itu.
Beberapa orang bertanya-tanya peluang apa yang ada di sektor real estate Antartika, sementara yang lain membuat beberapa meme. Banyak orang menyatakan bahwa semua hal tersebut adalah hal yang wajar dan bahwa pemanasan global adalah sebuah kebohongan.
Ada dua tanaman vaskular asli di Antartika: Pearlwort Antartika, juga dikenal sebagai Anyelir Antartika atau Colobanthus quittensis, dan rumput rambut Antartika, juga dikenal sebagai Deschampsia Antarctica.
Meski tanaman ini sudah lama ada di Antartika, namun peningkatan pertumbuhannya yang pesat kini menjadi faktor yang memprihatinkan. Menurut penelitian ilmiah, tanaman di Pulau Signy tumbuh sepuluh kali lebih cepat pada 2009 hingga 2019 dibandingkan pada 1960 hingga 2009. Perubahan cepat ini dapat terjadi di seluruh Antartika.
Sisi negatifnya adalah hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman non-asli, yang dapat mengganggu lingkungan alam. Tanaman yang tumbuh dengan cepat juga dapat bersaing dan mempengaruhi vegetasi alami lainnya seperti lumut. Kaitannya dengan pertumbuhan tanaman yang cepat dan pemanasan global sangat jelas bagi para peneliti. Secara keseluruhan, hal ini dapat menyebabkan destabilisasi keanekaragaman hayati dan ekosistem lokal.
(Rahman Asmardika)