Pembicaraan Digelar Usai Jet Tempur AS Tembak Jatuh Drone Bersenjata Turki di Suriah

Susi Susanti, Jurnalis
Sabtu 07 Oktober 2023 12:27 WIB
Pembicaran digelar usai jet tempur AS tembak jatuh drone Turki di Suriah (Foto: AFP)
Share :

TURKI – Para diplomat penting Amerika Serikat (AS) dan Turki telah berbicara melalui telepon setelah pasukan AS di Suriah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak atau drone bersenjata Turki.

Washington mengatakan pesawat tak berawak itu terbang terlalu dekat dengan pasukan daratnya di Suriah. Namun Ankara hanya mengatakan pesawat itu hilang selama operasi.

Selama pembicaraan telepon antara sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Hakan Fidan mengatakan kepada AS bahwa Turki akan terus menargetkan kelompok Kurdi.

AS diketahui bekerja sama dengan pasukan YPG Kurdi di Suriah, namun Turki memandang mereka sebagai separatis dan teroris.

Fidan mengatakan kepada Menlu AS Antony Blinken bahwa operasi kontra-terorisme Turki di Irak dan Suriah akan terus berlanjut dengan tekad.

Sementara itu juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan Blinken menyoroti perlunya Washington dan Ankara untuk “mengkoordinasikan dan meredakan konflik” kegiatan mereka.

Pada Kamis (5/10/2023), para pejabat militer AS mengatakan sebuah jet tempur F-16 AS menembak jatuh pesawat tak berawak Turki yang beroperasi di dekat pasukan Amerika di Suriah setelah memberikan beberapa peringatan.

Juru bicara Pentagon Brigjen Patrick Ryder mengatakan kepada wartawan bahwa pasukan Amerika telah mengamati beberapa pesawat tak berawak melakukan serangan udara di dekat Al Hasakah di timur laut Suriah pada pukul 07:30 waktu setempat (04:30 GMT).

Ryder mengatakan beberapa serangan terjadi sekitar 1 km dari pasukan AS. Sehingga mendorong mereka berlindung di bunker.

Empat jam kemudian, F-16 menjatuhkan drone tersebut setelah komandan menilai ada potensi ancaman.

“Sangat disesalkan ketika Anda memiliki dua sekutu NATO dan terjadi insiden seperti ini,” katanya kepada wartawan.

Ini menandai insiden pertama antara kedua sekutu NATO tersebut.

Ada sekitar 900 tentara AS yang beroperasi di Suriah sebagai bagian dari misi melawan kelompok jihad Negara Islam (ISIS).

Turki telah melancarkan serangan udara terhadap kelompok Kurdi di Suriah dan Irak setelah ledakan bunuh diri menghantam kementerian dalam negerinya di Ankara.

Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mengatakan pemboman Kementerian Dalam Negeri dilakukan oleh kelompok yang terkait dengan mereka.

PKK dianggap sebagai kelompok teror di Turki, Uni Eropa (UE), Inggris, dan AS.

Turki memandang PKK dan YPG sebagai kelompok yang sama. Namun AS telah bekerja sama dengan YPG, yang merupakan bagian dari kelompok pasukan dukungan AS yang dikenal sebagai Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang berperang melawan ISIS di Suriah.

Tak lama setelah panggilan telepon antara Blinken dan Fidan, Turki mengatakan telah melancarkan serangan baru terhadap sasaran Kurdi di Suriah utara.

Kementerian Pertahanan Turki mengatakan pihaknya telah menyerang 15 sasaran Kurdi "dengan jumlah amunisi maksimum" dan itu termasuk "markas besar dan tempat perlindungan".

PKK melancarkan perjuangan bersenjata melawan pemerintah Turki pada 1984, menyerukan kemerdekaan negara Kurdi di Turki.

Pada 1990-an, PKK membatalkan tuntutannya untuk sebuah negara merdeka, dan malah menyerukan otonomi lebih besar bagi suku Kurdi. Lebih dari 40.000 orang tewas dalam konflik tersebut.

Pertempuran kembali berkobar setelah gencatan senjata yang telah berlangsung selama dua tahun berakhir pada Juli 2015.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya