JEJAK kudeta berdarah yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) masih terekam di bangunan ini. Gedung berlantai lima di pinggir Jalan Kramat Raya V, Senen, Jakarta Pusat merupakan bekas markas komite sentral (CC) Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Warga sini semua tahu kalau ini dulu tempat PKI," kata Amrozi (40), warga Kramat Lontar saat berbincang dengan Okezone beberapa waktu lalu.
Pada era 1950-an, PKI kerap menggelar rapat di gedung tersebut. Ketua Umum PKI D.N Aidit hingga Komandan Batalyon I Tjakrabirawa Letkol Untung selalu datang ke gedung tersebut. Namun, ketika PKI runtuh pada 1965 dan menjadi organisasi terlarang, masyarakat membakar bangunan tersebut.
Gedung tersebut tak berpenghuni lagi dan tak ada aktivitas di dalamnya. Hingga akhirnya, sebagian warga banyak yang menyebutnya sebagai ‘gedung berhantu’ karena meyakini arwah anggota PKI yang tewas dibantai di lokasi tersebut masih “bergentayangan”.
"Sekarang gedung ini tak ada aktivitas apapun. Malah, warga agak takut kalau harus masuk," ujarnya.
PKI merupakan partai politik beraliran komunis non penguasa terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan China. Partai berlogo palu arit yang dipelopori sosialis Belanda, Henk Sneevliet itu memiliki basis massa militan dan kuat hingga ke akar rumput.
Kejayaan PKI berakhir pada 1965. Orde Baru menuding PKI sebagai dalang dari aksi penculikan dan pembantaian tujuh perwira Angkatan Darat sebagai upaya untuk merebut kekuasan atau kudeta yang dikenal dengan Gerakan 30 September. Tuduhan ini memang sempat menimbulkan perdebatan.