ISRAEL - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan setiap anggota Hamas adalah "orang mati" setelah pertemuan pertama pemerintahan darurat negaranya.
Dalam pertemuan itu, hadir pula tokoh oposisi Benny Gantz yang mengatakan ini adalah “masa perang”.
Namun Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia telah berbicara dengan Netanyahu dan menjelaskan bahwa Israel harus "beroperasi sesuai aturan perang".
Korban tewas di Israel telah mencapai 1.200 orang. Lebih dari 1.100 orang tewas akibat serangan udara Israel di Gaza.
Biden mengatakan dia memahami kemarahan dan frustrasi rakyat Israel, namun mendesak Israel untuk mematuhi prinsip-prinsip konvensi Jenewa. Dia juga memperingatkan Iran – yang menyambut baik serangan Hamas – untuk “berhati-hati”.
Sebelumnya pada Rabu (11/10/2023), Netanyahu dan Gantz sepakat untuk mengesampingkan persaingan politik sengit yang telah meningkat menjadi protes yang meluas.
Gantz mengatakan kepada warga Israel bahwa pemerintah yang baru dibentuk itu “bersatu” dan siap untuk “menghapus kelompok yang disebut Hamas dari muka bumi”.
Selain Netanyahu dan Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional yang berhaluan tengah dan mantan menteri pertahanan juga ikut bergabung. Kabinet sementara yang baru ini juga akan mencakup Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Pemimpin oposisi utama negara itu, Yair Lapid, belum bergabung dengan aliansi tersebut. Namun, Netanyahu dan Gantz mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa satu kursi akan disediakan untuknya di kabinet perang.
“Selama masa perang, tidak ada rancangan undang-undang atau keputusan pemerintah yang akan dipromosikan yang tidak menyangkut jalannya perang,” kata sebuah pernyataan, dikutip BBC.
"Semua penunjukan senior akan diperpanjang secara otomatis selama masa perang,” lanjutnya.
Pemerintahan darurat akan memberikan konsensus nasional yang lebih luas terhadap tindakan militer. Hal ini juga membawa ke dalam kabinet perang dua suara yang ahli dalam strategi militer. Baik Gantz maupun Gadi Eisenkot, yang bergabung sebagai pengamat, adalah mantan kepala staf militer Israel.
Pengumuman kabinet baru ini terjadi setelah serangan yang dilakukan Hamas dari Jalur Gaza.
(Susi Susanti)