BEIJING - Tindakan Israel di Gaza telah melampaui batas pembelaan diri dan pemerintah Israel harus menghentikan hukuman kolektif terhadap rakyat Gaza, kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang dipublikasikan pada Minggu, (15/10/2023).
Pernyataan Wang, yang disampaikan melalui telepon kepada Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan pada Sabtu, (14/10/2023) muncul ketika Israel tampaknya siap melakukan serangan darat terhadap militan Hamas di Gaza.
“Tindakan Israel telah melampaui ruang lingkup pembelaan diri,” kata Wang menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China, sebagaimana dilansir NDTV.
“Mereka harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh seruan masyarakat internasional dan Sekretaris Jenderal PBB, dan menghentikan hukuman kolektif terhadap rakyat Gaza,” tambahnya dalam sikap terkuat yang diungkapkan Tiongkok sejauh ini mengenai konflik tersebut.
Israel telah memerintahkan lebih dari satu juta orang di bagian utara Gaza yang padat untuk mengungsi menjelang serangan yang diperkirakan akan terjadi, sebuah eksodus yang menurut kelompok bantuan akan memicu bencana kemanusiaan.
Wilayah yang sempit dan miskin, tempat 2,3 juta penduduk hidup berdampingan, telah berada di bawah blokade darat, udara dan laut sejak 2006.
Setelah pejuang Hamas menerobos perbatasan yang dijaga ketat antara Jalur Gaza dan Israel untuk menembak mati, menikam dan membakar hingga tewas lebih dari 1.300 orang, Israel melancarkan kampanye pemboman balasan besar-besaran yang menargetkan kelompok Islam yang telah menewaskan lebih dari 2.200 orang di Gaza.
Kebanyakan dari mereka yang tewas di kedua belah pihak adalah warga sipil.
Wang mengatakan kepada Pangeran Faisal bahwa "semua pihak tidak boleh mengambil tindakan apa pun untuk memperburuk situasi dan harus kembali ke meja perundingan sesegera mungkin."
Wang Yi juga mengatakan dalam percakapan telepon terpisah dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Sabtu bahwa Washington harus "memainkan peran yang konstruktif dan bertanggung jawab" dalam konflik tersebut, dan mendesak "diadakannya pertemuan perdamaian internasional sesegera mungkin untuk mendorong pencapaian konsensus perdamaian yang luas."
Pernyataan resmi China mengenai konflik tersebut tidak secara spesifik menyebut Hamas dalam kecaman mereka atas kekerasan, sehingga menimbulkan kritik dari beberapa pejabat Barat yang mengatakan mereka terlalu lemah.
Stasiun televisi pemerintah, CCTV mengatakan pada Minggu bahwa utusan khusus Tiongkok Zhai Jun akan mengunjungi Timur Tengah minggu depan untuk mendorong gencatan senjata dalam konflik Israel-Hamas dan mempromosikan pembicaraan perdamaian.
Zhai "akan mengunjungi Timur Tengah minggu depan untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak demi gencatan senjata, melindungi warga sipil, meredakan situasi, dan mendorong perundingan perdamaian," kata CCTV dalam sebuah video yang diposting ke akun media sosial resminya pada Minggu.
Dalam wawancara dengan CCTV, Zhai mengatakan bahwa "prospek perluasan lebih lanjut dan meluasnya (konflik) ke luar sangat mengkhawatirkan".
Pada Jumat, (13/10/2023) Zhai bertemu dengan perwakilan Liga Arab di Tiongkok dan mengatakan Beijing mendukung kelompok regional tersebut “dalam memainkan peran penting dalam masalah Palestina”, menurut pernyataan kementerian luar negeri.
Dia mengatakan kepada blok tersebut bahwa Beijing akan “melakukan upaya tanpa henti untuk mengembalikan proses perdamaian Timur Tengah ke jalurnya”, tambah pernyataan itu.
(Rahman Asmardika)