JAKARTA - Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Luluk Nur Hamidah mengingatkan agar orang tua terus melakukan pengawasan terhadap lingkungan dan pergaulan anaknya. Tujuannya, untuk mencegah terjadinya Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS).
Hal tersebut disampaikan Luluk, saat berdiskusi dengan influencer yang juga aktivis anak, Nabila Ishma. Menurutnya, pengawasan orangtua terhadap pergaulan anak itu penting, apalagi di era kemajuan teknologi yang memungkinkan anak mengakses berbagai konten.
“Bagaimana orang tua mengontrol apa yang diakses anaknya di media sosial. Membuka ruang keterbukaan saat anak bertanya tanpa menghakimi, inilah mengapa ikatan dalam keluarga sangat penting agar dapat menanamkan value pada anak,” ujar Luluk dalam keterangan resmi yang dikutip, Jumat (20/10/2023).
Lebih lanjut, Luluk berkata, orang tua memiliki kewajiban untuk menciptakan ikatan dengan anak-anaknya. Sebab, ikatan keluarga yang penuh dengan nilai-nilai moral bisa membuat anak memahami untuk menghindari tindak kekerasan seksual.
“Partisipasi keluarga dalam pencegahan tindak pidana kekerasan seksual misalnya bisa diwujudkan dengan menguatkan edukasi dalam keluarga misalnya aspek soal moral soal etika, soal agama, soal budaya,” kata Luluk.
Ia merasa, UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang TPKS buka ln satu-satunya cara untuk mengurangi praktik kekerasan seksual.
“Karena memang korban kekerasan seksual itu semakin hari tidak semakin sedikit, jadi korbannya itu banyak dan kemudian juga lintas usia. Dari yang termuda itu masih balita,” tuturnya.
“Korbannya tidak pandang jenis kelamin, bisa laki bisa perempuan, tapi yang paling banyak itu memang perempuan di semua kelompok umur,” tambah Luluk.
Kendati demikian, Luluk merasa, peran keluarga sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran kepada anak agar dapat menghargai setiap individu terlepas dari apapun gendernya. Menurutnya, ajaran moral dari keluarga bisa membuat anak menjalani hidup penuh dengan etika.
"Misalnya tidak boleh merendahkan kalau punya adik perempuan atau sebaliknya, tidak boleh ngebully. Jadi prinsip-prinsip kerja sama, gotong royong, saling respect bahwa manusia punya value atau nilai berharga yang harus dijaga. Ini yang perlu ditanamkan sejak kecil," papar Luluk.
Selain nilai moral dan budi pekerti, orang tua dianggap perlu mengajarkan tentang pendidikan reproduksi pada anak yang materinya sesuai dengan jenjang usia anak. Seperti mengajarkan kepada anak yang masih kecil untuk memahami bagaimana menghormati tubuhnya sendiri maupun tubuh orang lain.
Dengan diajarkan mengenai pendidikan reproduksi, anak sejak kecil akan mendapat pembekalan untuk bisa mengetahui bagian mana saja tubuh yang sensitif dan tidak boleh dilihat dan disentuh selain oleh dirinya sendiri. Luluk juga menilai, pendidikan reproduksi dapat mengajarkan mengenai konsekuensi tentang hubungan seksual di luar nikah.
"Pendidikan reproduksi atau pendidikan seksualitas itu menjadi penting untuk kita menjadi tahu bahwa setiap tubuh kita ini mempunyai fungsi, kemudian punya respons terhadap sesuatu yang kalau kemudian ini tidak dijaga pasti akan menimbulkan masalah,” tandas Luluk.
(Arief Setyadi )