Syekh Yusuf Al Makassari, Ulama Makassar yang Dibuang Belanda ke Afsel dan Mengislamkan Ribuan Orang

Shofiyah Afni, Jurnalis
Selasa 24 Oktober 2023 17:54 WIB
Gerbang Makam Syekh Yusuf di Gowa/ist
Share :

JAKARTA – Syekh Yusuf Al Makassari, Ulama Makassar yang dibuang Belanda ke Afrika Selatan dan mengislamkan ribuan orang di sana, akan dibahas lengkap dalam artikel ini.

Dilansir beragam sumber, Selasa (24/10/2023) Syekh Muhammad Yusuf al-Makassari lahir di Moncong, Loe, Gowa, Sulawesi Selatan, pada 3 Juli 1626. Diketahui dari Ensiklopedi Islam untuk Pelajar, ibunya merupakan keturunan raja Gowa. Sedangkan ayahnya berasal dari kalangan petani biasa yang taat beragama.

Kesultanan Gowa saat itu berada dalam bagian Makassar, alim ulama yang menyebarkan agama Islam akan mendapatkan perlindungan dan dukungan dari istana Gowa.

Selama beberapa tahun Syekh Yusuf menetap di tanah suci Makkah untuk mempelajari ilmu-ilmu agama, tepatnya pada 1644 M saat ia melaksanakan ibadah haji. Ia menghabiskan masa remajanya menjadi pengembara ilmu di Makkah, Madinah, dan Hadramaut (Yaman), setelah selesai melakukan pengembaraan ia memutuskan untuk kembali ke Banten.

Kemudian Syekh Yusuf diangkat oleh Sultan Ageng Tirtayasa menjadi mufti Kesultanan Banten. Pengangkatan itu berkaitan pula dengan peran muridnya, keduanya bertekad mengusir Belanda dari bumi nusantara.

Pada 14 Desember 1683 kubu Sultan Ageng terdesak oleh Belanda. Syekh Yusuf yang berusia 57 tahun saat itu ditangkap pasukan Belanda, ia disekap di penjara Batavia selama satu tahun. Pada September 1684, dia bersama dengan kedua istrinya, beberapa anak, dan belasan muridnya diasingkan ke Sri Lanka.

Syekh Yusuf yang berusia 68 tahun dipindahkan Belanda dari Ceylon ke Cape Town, Afrika Selatan (Afsel). Ia dan para pengikutnya tiba di Afsel Pada 2 April 1694 dengan menumpang kapal De Voetboeg.

Di satu sisi, ia merasa kian jauh dari tanah kelahirannya. Namun di sisi lain, ia merasa kehadirannya di Benua Hitam ternyata ikut merintis dakwah dan perkembangan Islam untuk penduduk setempat.

Melansir dari berbagai sumber, catatan perjalanan penyair Taufiq Ismail yang pernah mengungkapkan besarnya peran ulama kelahiran Gowa itu dalam mengembangkan syiar Islam. Bahkan, masyarakat Afrika Selatan sampai saat ini menghormatinya sebagai pahlawan.

Afrika Selatan saat itu merupakan tempat yang dihuni oleh buruh kerja paksa yang didatangkan untuk membangun koloni-koloni Belanda.

Sebagian dari mereka tertarik pada ajaran Islam, saat rombongan tahanan Syekh Yusuf berada di wilayah Zandfliet, penduduk lokal menerima pengajaran Islam dari Syekh Yusuf sehingga dakwahnya menyebar dari kampung ke kampung.

Syekh Yusuf meninggal pada 23 Mei 1699 atau lima tahun setelah penahanan di Zandfliet. Jenazah almarhum dimakamkan di Zandfliet, saat ini bernama Desa Macassar, Cape Town, Afsel.

Namun, Belanda kemudian menyetujui permintaan Sultan Gowa Abdul Jalil sehingga jasadnya di pindahkan ke Gowa. Penjemputan tiba pada 5 April 1705 dan sehari berikutnya pemakamannya dilakukan di Lakiung, Sulawesi Selatan.

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya