Gempa Nepal, Korban Selamat Kremasi Jenazah dan Hadapi Masa Depan yang Tak Pasti

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 07 November 2023 12:02 WIB
Korban selamat gempa Nepal mengremasi jenazah dan menghadapi masa depan tak pasti (Foto: BBC)
Share :

NEPAL - Ratapan keras memenuhi desa tepi sungai di Nepal barat yang dilanda gempa bumi dahsyat pada Jumat (3/11/2023) lalu.

Para penyintas yang berduka berkumpul di sekitar tumpukan kayu pemakaman untuk mengantarkan 13 orang yang tewas dalam gempa berkekuatan 6,4 skala Richter tersebut.

Saat mereka berduka atas orang yang mereka cintai, para penyintas di distrik Jajarkot yang terpencil khawatir akan masa depan mereka.

Mereka tidur di luar ruangan dalam cuaca dingin sejak gempa bumi meratakan rumah mereka dan sangat membutuhkan bantuan.

Jajarkot, di Provinsi Karnali, adalah salah satu daerah yang paling parah dilanda gempa pada Jumat (3/11/2023), yang menyebabkan 157 orang tewas dan lebih dari 300 lainnya luka-luka.

Beberapa pelayat di tepi sungai Thuli Bheri menangis hingga pingsan dan dibawa ke rumah sakit dengan ambulans.

Di antara mereka yang dikremasi adalah Hire Kami, yang sedang istirahat dari pekerjaannya di India untuk menghadiri festival cahaya Tihar di Jajarkot.

Kerabatnya, Hattiram Mahar, mengatakan dia mencoba menyelamatkannya dari reruntuhan. Dia menunjuk BBC ke tempat di mana Hire Kami ditemukan terengah-engah dan meminta orang-orang untuk tidak menginjaknya.

Dia mengatakan orang-orang menggali lokasi korban dengan menggunakan mangkuk, piring, dan peralatan rumah tangga.

Teman Hire Kami, Hari Bahadur Chunara, juga datang untuk memberikan penghormatan.

Ia teringat bagaimana gempa terjadi di tengah malam.

"Tangisan mencengkeram seluruh desa. Tak satu pun dari kami bisa berpikir dengan benar,” terangnya.

Tumpukan kayu pemakaman padam saat matahari terbenam. Akhirnya para penyintas berjalan menanjak menuju reruntuhan desa mereka.

“Tidak ada tempat untuk berlindung, mungkin bantuan akan tiba,” ujarnya.

Hattiram Mahar mengatakan dia khawatir anak-anak harus menghabiskan satu malam lagi dalam cuaca dingin, tanpa atap di atas kepala mereka.

Jauh di hilir sungai Thuli Beri, di Aathbiskot, Ganesh Malla yang selamat dari gempa menerima perawatan atas luka-lukanya.

Dia ingat saat diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit, di mana dia adalah salah satu dari 30 orang yang selamat.

“Kedua putri saya meninggal,” katanya.

“Istri dan anak saya juga terluka, saya bahkan tidak tahu di mana mereka dirawat,” lanjutnya.

Padam Giri, seorang ahli bedah ortopedi di rumah sakit tersebut, mengenang banyaknya pasien pasca gempa.

“Beberapa bahkan tidak punya pakaian, jadi kami berikan itu kepada mereka,” katanya.

Warga Aathbiskot lainnya, Kul Bahadur Malla, meminta bantuan. “Kami para korban kehilangan rumah. Setidaknya untuk saat ini, saya meminta pemerintah mengatur tempat tidur dan makan,” ujarnya.

Pusat gempa berada di Barekot, yang kerusakannya tidak separah di Jajarkot.

Warga Barekot, Ganesh GC, mengatakan hal itu menyebabkan rumah-rumah dari lumpur dan batu runtuh, kata

Namun, rumah beton milik masyarakat mampu tidak mengalami kerusakan parah.

“Banjir dan tanah longsor mengganggu masyarakat miskin,” kata Ganesh JC yang bekerja sebagai guru.

“Gempa juga telah menyerang masyarakat miskin,” tambahnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya